Dulu, kartu-kartu ucapan banyak diburu jelang Hari Raya, atau dikreasi sendiri dengan sentuhan pribadi dan kesan khusus bagi setiap penerimanya.
Termasuk saya, bergairah ketika hari raya hampir tiba, mencari dan menemukan ide-ide untuk kartu ucapan.
Saat usia belum mencapai kematangan intelektual secara penuh (baca: masa kanak-kanak), tulisan dalam kartu-kartu sebagian besar atau seluruhnya masih menyalin isi pesan yang sudah ada. Meniru dari kartu-kartu yang dijual pada umumnya.
Hari raya Idul Fitri memiliki makna tersendiri bagi saya yang ketika itu (puluhan tahun lalu) menetap di Pulau Sulawesi bersama orangtua dan adik-adik. Kami keluarga Kristiani, namun setiap Idul Fitri juga merayakannya dengan cara yang spesial. Tentu saja termasuk menyiapkan kartu-kartu ucapan dan bingkisan hari raya. Aktivitas lainnya adalah mempersiapkan menu hidangan lazimnya Idul Fitri di daerah itu dan berkunjung ke rumah kerabat seharian, sampai perut penuh sesak dengan berbagai hidangan yang disajikan di setiap rumah.
Ucapan salam dan lisan yang paling sering disampaikan dan disambut adalah: Selamat Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faizin.
Jarang sekali ada kata-kata: maaf lahir batin, kecuali yang tertulis di kartu.
Namun 'maaf-maaf-an'nya tampil langsung dalam perilaku. Menyatu sebagai suatu konteks hidup bermasyarakat (Hablu Minannas) dan ejawantah ibadah pengucapan syukur kepada Tuhan (Hablu Minallah) dalam suasana cair sejati kembali ke fitrah (Idul Fitri).
Saling melayani, berbagi cerita, makan bersama, tertawa, gembira, saling membantu, barter makanan dan bingkisan, dan sebagainya, setelah umat Muslim melaksanakan Shalat Ied.
Memberi kesan bahwa semua lebur dalam suasana. Tiada perselisihan, tiada kesumat, tiada ganjalan rasa, pokoknya tiada penghalang dalam bersilaturahmi.
Belakangan baru saya ketahui makna sesungguhnya dari "Minal Aidin wal Faizin", yakni Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan. Atau selengkapnya ditulis/diucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Taqabbalahu Ya Karim, Minal Aidin wal Faizin. Semoga Allah menerima (ibadah) kita, serta melimpahkan berkah dan kasih sayang.
Aamiin.
Suatu ketika saya menemukan tulisan pada kartu ucapan yang belum pernah saya temukan sebelumnya. Isi pesan yang sederhana tapi waktu itu asing bagi saya, yakni: Selamat LEBARAN.
Orang Sulawesi (saat itu) tidak pernah menyebut Hari Raya Idul Fitri dengan Lebaran.
Jadi, apa makna LEBARAN terkait dengan Hari Raya Idul Fitri?
Dari berbagai sumber, saya mendapatkan sedikit penjelasan.
Ternyata, konon 'Lebaran' ditelusuri berasal dari kata 'Lubaran' dalam Bahasa Sunda, yang artinya 'bebas' atau 'terbebas'. Setelah berpuasa selama satu bulan penuh (Ramadhan) umat terbebas dari peperangan melawan hawa nafsu, kembali ke fitrah seperti bayi yang baru lahir.
Makna lainnya dari 'Lebaran', berasal dari Bahasa Jawa, yakni kata 'Lebar' dan mendapat akhiran '-an', yang berati 'selesai', atau sudah selesai. Purna sudah rangkaian ibadah di bulan suci, berpuasa lahir dan batin, mengendalikan diri dari berbagai godaan. Berakhirnya masa puasa menandai transformasi lahir batin manusia sehingga kembali fitrah.
Tibalah hari kemenangan, hari yang fitrah, dosa-dosa terhapuskan, salah dan khilaf dimaafkan.
Dalam hal ini, saya mohon dimaafkan apabila yang saya tulis dari atas, khususnya bagian-bagian berkenaan dengan ajaran dan atau akidah, terdapat kekeliruan. Saya menuliskan karena saya sungguh menghormati lebaran, mengagumi proses peperangan yang dijalankan dan kemenangan yang terjadi. Itu sebabnya saya mempelajari dan menghayati makna yang luar biasa ini.
Sebagai umat Kristiani, saya haturkan ucapan tulus dari hati yang paling dalam, dengan cinta, dalam damai sejahtera dan dengan sukacita. Betapa indah kehidupan kita semua di negeri yang ber-bhinneka tunggal ika ini.
Mohon maaf lahir dan batin,
Terimalah juga maaf dari saya,
Minal Aidin wal Faizin,
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriyah.
Teriring salam dan doa,
Tuhan memberkati kita semua..
-RS-Ponde090813
sincerelly yours,
rinny soegiyoharto
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment