Monday, December 31, 2012

#186 - Saat Manusia Hanya Sesaat

Rinny Soegiyoharto menulis...

*Saat Manusia Hanyalah Sesaat*

Waktu hidup manusia sangat singkat
Terperangkap mencari dan mengejar berkat
Bukanlah hal utama yang menjadi hakikat
Berkat sepenuhnya dari DIA yang berdaulat
Tugas manusia adalah memberi manfaat
Dalam keseharian dan doa-doa syafaat
Kefanaan sesungguhnya tiada yang melekat
Roh terpisah segera saat tubuh fana dilayat

SELAMAT MENGHAYATI SISA 2012 YANG TINGGAL SESAAT
SELAMAT MENYAMBUT 2013 SEGERA BEBERAPA SAAT
SALAM SEJAHTERA DAN SEHAT WAL'AFIAT

best regards,
Rinny Soegiyoharto
@RinnyLaPrincesa
 

Tuesday, December 18, 2012

#185 - Natal & Pohon

by Rinny Soegiyoharto

Sesungguhnya, tidak ada hubungan antara perayaan & makna Natal dengan pohon natal yang biasanya berjenis cemara/pinus beserta berbagai pernik gemerlapan, bagi umat Kristiani.
Natal adalah menghayati kelahiran Yesus Kristus & makna penebusan pada kehadiranNYA di dunia yang rela menjadi sama dengan manusia.

Tradisi pohon natal sebagai simbol perayaan baru muncul pada abad ke-16 dalam budaya Eropa, tepatnya German. Musim natal di benua Eropa berbarengan dengan musim dingin & bersalju. Pada saat itu pohon yang tetap hijau, kokoh dan bertahan diterpa salju hanyalah jenis cemara/pinus/deen. Jenis tersebut melambangkan 'evergreen', bahwa dalam kehidupan tetaplah hijau, kuat & bertahan dalam kebaikan, kebenaran, kerendahan-hati, pengendalian diri, sabar, murah hati, penuh damai & sukacita, sebagai pengejawantahan kehadiran Roh Tuhan dalam diri manusia.

Meski tidak ada keharusan bagi umat Kristiani untuk memasang pohon natal gemerlap di rumah, namun tradisi tersebut tampaknya sudah melekat. Rasanya 'ada yang kurang' apabila di bulan Desember saat musim natal mendekat, belum ada pohon natal dengan hiasan-hiasan & kado-kado di sekelilingnya. Seolah-olah ada yang berulang tahun.
Padahal Yesus Kristus tidak sedang ulang tahun. DIA datang membawa kabar sukacita bagi yang percaya kepadaNYA. Demikian pula DIA pergi ke Surga dengan janji kekal dan amanat agung yang bergema.

DIA memberi teladan melalui hidupNYA yang sangat singkat di dunia. Dan senantiasa mengingatkan melalui Roh Kebenaran yang diturunkan setelah kepergianNYA, bahwa Tuhan Sangat Amat Baik.
"Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu di rumah Bapaku," kataNYA.

Jadi, makna natal bukan gemerlapnya perayaan & bertaburnya kado-kado, namun jauh lebih daripada itu, yakni makna kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita setiap waktu. DIA tak 'kan pernah meninggalkan kita sedetik pun. Cinta kasihNYA kekal & tanpa syarat.

*Selamat menyambut natal bagi yang menghayatinya*

Eeeehhh...balik lagi ke pohon natal, baideweibaswei, pohonku belum ada bintang, kalau aku pasang cabe merah keriting yang besar (ada ngga?) di puncak pucuknya lucu juga kalik ya.
He he he...

Always be blessed.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Tuesday, December 11, 2012

#184 - Unconditional (Again) of My Decision

by Rinny Soegiyoharto

Saya belajar dari serangkaian peristiwa, dari berkeping-keping rasa, dari banyak makna, dari tirai-tirai yang tersingkap, dari tabir yang terkuak, dari analisis bertingkat-tingkat, dari reaksi-reaksi alam, dari respons-respons sahabat, dari sangat banyak sangat beragam sangat mendalam.

Maka keputusan saya adalah keputusan sadar, tanpa syarat apapun. Siapapun yang mengenalku dengan baik pasti juga tahu dengan baik, ketika waktu sudah sampai pada penghujung tingkat kepercayaan tertentu, 'microchip' intuisi pun maksimal.
Sebagaimana kasih sayang tanpa syarat, demikian pula keputusanku.

Be blessed...

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

#183 - Unconditional

by Rinny Soegiyoharto

Sebagaimana kasih sayang tanpa syarat, demikian pula keputusan itu. Keputusan tanpa syarat.

Sebuah keputusan yang tegas dan teguh, pasti dilatar-belakangi berbagai peristiwa dan pertimbangan matang.
Demi kebaikan dan kesejahteraan banyak pihak.

Terimakasih atas warna-warni yang boleh dilewati dalam lembaran-lembaran waktu.
Semoga semua berbahagia.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Monday, December 10, 2012

#182 - Turned And Locked

"What's Up Inside?"

by Rinny Soegiyoharto

Dalam pelatihan-pelatihan atau lokakarya peningkatan kapasitas, khususnya yang berfokus pada pengembangan karakter berbasis peran individu, sesi sosiodrama bagus diangkat sebagai salah satu metoda.
Peserta berkelompok, mendapatkan sedikit petunjuk (diberi kebebasan lebih untuk berkreasi), lalu mulai menjalankan proses tersebut.
Setiap kelompok memilih satu thema sosiodrama atau 'role play' yang mendekati situasi sosial dan hubungan antar pribadi yang sesungguhnya.

Tiap kelompok mengawali aktivitas dengan penulisan skenario singkat untuk 'penampilan' sosiodrama selama kurang lebih 10-15 menit, atau bisa juga lebih, tergantung ketersediaan waktu.
Pada tahap ini kreativitas dan imajinasi individu dalam kelompok, ditantang. Beragam bentuk skenario tercipta dari sini. Ada kelompok yang sepakat skenario tidak ditulis terurai, namun berupa poin-poin 'scene', termasuk 'casting' (penentuan peran dan pemeran).

Ada bentuk skenario unik yang ditulis dengan mem-perkata-kata-kan 'bunyi-bunyian', disertai gambar-gambar dari guntingan majalah, semacam kolase. Penyusunan berurutan sesuai konsep sosiodrama yang hendak dibangun. (Dalam hal ini fasilitator harus meng-'encourage' peserta untuk menghasilkan skenario tertulis sebagai salah satu 'tools' yang akan didiskusikan bersama).

Gambar di atas dapat diambil sebagai contoh.
Objek itu adalah daun pintu, kunci dan anak kunci.
Potongan gambar ditempel pada kertas skrip, lalu beberapa kata dengan tanda "..." atau *...* mengikuti di bawah gambar tersebut, beserta beberapa penggal dialog/monolog ataupun keterangan, yang kemudian nanti akan diperankan oleh masing-masing pemeran.

Scene1: Start
---------------------------------------------------
"Kkrrrreeeeettt" (pintu ditutup)
*ceklek* (anak kunci diputar)
---pintu pun terkunci---
(Ada dua manusia di dalam ruangan tertutup rapat dan terkunci)

Monolog1: Apa yang terjadi di dalam sana? Ooohhh...

*Jeeebbbuuummmplank* (bunyi pintu lain tertiup angin, ini sih dramatik saja)

(suara-suara di balik pintu terkunci)

"cepcapcephheessshhhaaaahh"
"Bugbagbugbaaagg"
*duuggddaaggdduuggg*
"Kkrrriiyyyyttt"
*cettaaarrrr* *doooooooooorrr!*

Monolog1: Oh mai got! Ada yang terluka? Ataukah...???

(Pemeran berlari ke arah berlawanan sambil menutup kedua telinga dengan keduabelah tangannya. Ekspresi wajah bercampur-campur: jengah, khawatir, marah, panik)
(Pada sisi yang satu, Pemeran lain sedang terperangah keheranan, setengah berteriak tak percaya)

Pemonolog2: Saya telah dikhianati, juga difitnah! Dicaci-maki dengan kasar! Dituduh! Dipojokkan!
Duh Gusti, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan...
---------------------------------------------------
Scene End.

Menarik ketika membayangkan skenario tersebut diperankan secara total. Imajinasi pemeran dan kesan yang ditangkap penonton, diperkuat skrip, menjadi materi bahasan tentang sample kehidupan pada suatu konteks, yang kompleks dan menantang.
Sosiodrama antara lain dapat memetakan karakter individu pada situasi dan komunitas tertentu. Masing-masing pemeran memiliki 'insight' yang dihayatinya yang kemudian menjadi pembelajaran untuk perubahan progresif pada masa mendatang di kehidupan dan peran yang sesungguhnya.
Inilah suatu proses penguatan sosial berbasis penguatan individu.

Sekian.

(Komen: Duh, kebayang & kangen nonton Theater Koma. Titik Habis :-))
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

#181 - Seri Dialog Ibu Versi Panjang

by Rinny Soegiyoharto

PENGANTAR

Konsep Seri Dialog Ibu-Anak ini merupakan perluasan dari pesan-pesan pendek yang telah mengisi linimasa akun twitter @RinnyLaPrincesa selama beberapa waktu terakhir. Tapi yang tertuang di blog bukan repetisi dari yang ada di linimasa twitter.
Pada dasarnya berisi renungan-renungan subjektif yang mewarnai khasanah hidup diwakili seseorang.
Tidak ada batasan tertentu pada seri dialog tersebut, kecuali pemikiran-pemikiran spontan, adaptif, real dan ada pula intuitif.
Dalam versi panjang di blog ini, dialog demi dialog mengalir kontinu.
Demikian.

::DIALOG IBU::

•Ibu, aku merasa telah melewati berangkai-rangkai kisah hidup, namun ternyata liku-liku perjalanan sungguh tak terduga.
+Benar, Nak, di berbagai tempat banyak kelokan, banyak peristiwa yang tak kau ketahui.

•Aku menerapkan ajaranmu, Ibu, bahwa pada setiap tempat, situasi, kondisi, waktu, nilai-nilai kejujuran mutlak senantiasa ditegakkan.
+Adakah masalah dalam penerapannya yang kau temui, Nak? Adakah orang-orang yang dengan sengaja menafikan nilai-nilai itu? Kurasa pasti ada, Nak.

•Ah, Ibu, ternodakah kepercayaan apabila janji tak ditepati, nilai-nilai kejujuran dan kebenaran tak diindahkan?
+Tentu saja, Nak. Betapa penting membentuk dan mempertahankan diri menjadi pribadi yang 'layak dipercaya'.

•Tersedak dan sesak batin ini, Ibu, saat mendapati diri dikhianati dan difitnah, dicaci dan dibenci.
+Hanya sabar dan berserah yang dapat memulihkanmu, Nak. Peliharalah keanggunan lakumu.

•Bagaikan lagu 'Bing', aku tersentak seketika manakala tabir-tabir itu terkuak satu-satu. Sungguh, Ibu.
+Ketahuilah, Nak, di tempat itu ada banyak peristiwa yang tersembunyi darimu. Kenyataannya tidak sama dengan apa yang kau dengar.

•Haruskah aku membuktikannya secara fisik dan visual, Ibu? Agar menambah pelajaranku tentang reaksi manusia.
+Tidak perlu. Bukan dirimu yang 'kan menjadi hakim, Nak. Berbicaralah dengan hatimu, biarkan roh kebenaran menolongmu membuat apapun keputusan.

•Apa yang kudengar, apa yang dapat kulihat sebagian, membuatku makin tak mengerti, Ibu. Bagaimana mungkin?
+Aku yakin kau tahu, Nak, ada hal-hal yang hanya dapat dijelaskan oleh intuisimu. Sedangkan sadomasokisme hanya dinikmati rasanya secara individu.

•Ajari lagi aku berdoa, Ibu. Harus bagaimana aku mengantarkan doa-doaku?
+Jika kau yakin DIA Maha Segalanya, maka kau pasti juga yakin bahwa segala kesah dan kata setiap saat adalah doa. DIA dengan KeMaha-Segala-anNYA mengetahui doa-doamu sebelum kau ungkapkan.

Pesan Ibu: Hapuslah kepedihan yang larut hingga ke wajahmu, Nak. Ada banyak HARAPAN di depan. Lilin-lilin DAMAI, IMAN dan CINTA bisa padam, namun lilin HARAPAN masih menyala, dengannya kau dapat menyulut kembali sumbu ketiga lilin lainnya.

Tabik.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Sunday, December 9, 2012

#180 - Kupu-kupu Jingga

by Rinny Soegiyoharto
 
 
Keindahannya tampak setelah melalui proses yang panjang, dan menyakitkan.
Metamorfosa tak terpisahkan dari kehidupannya.
Ulat dan kepompong adalah masa-masa penantian, yang mungkin menyakitkan, memurukkan, seolah-olah kehidupan segera 'kan berlalu,
namun mereka sangat berarti.
Tanpa proses itu, kecerahan jingga pada selaput tipis kepaknya, tak 'kan seperti saat ini.
 
Bila waktuku tiba, aku 'kan meninggalkan seluruh proses terjal, yang terkadang tak mampu kubayangkan...
Tapi itu semua 'kan berlalu... Sukacita dan keindahan menyapa dalam misterinya...
Tak seorang pun tahu...
 
Ia sedang terbang anggun di taman depan rumah, taman yang dipenuhi beragam pohon, bunga, buah...
Ketika aku berbisik padanya, "Kupu-kupu jingga nan cantik, hinggaplah sejenak, mari bercengkerama dengan lensaku..."
Ia berpose dengan rela, bahkan ekspresif...
Meski tak sebagus yang dihasilkan orang-orang lain yang sudah lebih berpengalaman,
tapi aku bangga dan bahagia dengan hasilku sendiri...  
 
-sela-
 
Terimakasih,
Kau benar, sekali lagi kau benar.
Seperti jawabmu saat kisahku mengalir, saat pedihku merasuki empatimu,
kau tak memaksa, kau mendengarkan dengan penuh perhatian,
kau mengangguk empati teramat dalam,
sampai-sampai aku malu telah mengganggumu dengan kisahku, tapi kutahu kau tetap di sana untuk terus mendengarkanku,
juga sebaliknya...
Aku akan berkisah lebih banyak lagi,
Maafkan aku tak mendengarkanmu saat itu. Tapi aku yakin (sebagaimana juga aku), kita tetap berpegang pada koridor profesi kita.
Tetaplah seperti itu untukku...
 
--------------------
best regards,
Rinny Soegiyoharto
Mobile Simpati
Mobile XL      
e-mail
====================

Friday, December 7, 2012

#179 - Jingga Dulu

by Rinny Soegiyoharto

Dua hari berturut-turut menghadapi birokrasi, dari tingkat paling bawah hingga paling atas. Kisah yang bergelora dalam rupa-rupa rasa. Namun senyum & tawa menutup rentetan itu. Kita sama-sama belajar dari penggalan kecil kehidupan. Kita sama-sama terbahak riang saat saling membagikan kisah, meski dalam ruang & waktu yang terbatas.
Sangat bermakna!

Lalu ada sedikit celah menyegarkan indera & sel-sel kreatif. Apalagi yang bisa dikata selain 'syukur'?
Menyusup sedikit tertuang & dicuplik.
@RinnyLaPrincesa: Mengecap berbagai rasa hingga matahari pun melebihkan hangatnya. Kupu2 jingga cantik menyapa di depan lensa, tak mengatup sayapnya. #RHR

Esok, kupu-kupu jingga 'kan terunggah. Menawan.

I am with you always...

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Thursday, December 6, 2012

#178 - Heart, Rose, Chocolate & Brown {V-11}

B2R

ABakSyudiaanatyhdlaa-aa,n--h-g--h-- {peru}

Khbhdhuaeaaastrtltiisiaimmakmkpumu-ia-a--tn----a {kd}

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Friday, November 30, 2012

#177 - AGBRS

d-ag-by Rinny Soegiyoharto

Kcmkbmudeieiaunitnmthdtiitbaaaukkau-ghkua-a-i--t---t-a--i----,--. [aruwa]

Nksmkadrabdjaeaeakaakeaimtknransarlwuiidel-anpaankten----em.-a-ra----r-----an----a------y----n------a----g------,------- [sapuloruwa]

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Wednesday, November 28, 2012

#176 - Enak

by Rinny Soegiyoharto

Manusia cenderung mendekati situasi atau hal-hal yang 'enak'. Yakni yang membawa perasaan nyaman, senang, suka, dan sebagainya.
Sebaliknya sedapat mungkin orang menghindari hal-hal yang 'tidak enak', yang mendatangkan suasana tidak nyaman di hatinya.

Bahkan beberapa orang berusaha dengan sengaja membuat 'kegaduhan' terhadap orang lain yang sedang terlihat 'enak' agar menjadi 'tidak enak', hanya untuk menghibur dirinya sendiri dari rasa tidak enak. Upaya itu demi mendatangkan rasa 'enak' yang selalu ingin didekati.

Makanan yang enak seperti gudeg & mie jawa dalam foto di posting ini, berbeda dengan 'enak' atau 'pleasure' yang dicari-cari manusia setiap waktu.
Usaha tiada henti untuk terus merasa & memiliki 'enak' dalam hidup, dapat mengganggu kesehatan mental seseorang.
Sesungguhnya, 'enak' & 'tidak enak' itu adalah makna. Semua ada.
Dan itu semua pasti berlalu.

Selamat menikmati makan siang...
(Ditulis siang-siang sehabis 'maksibar' :-))

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Friday, November 23, 2012

#175 - Usah Kau Lara Sendiri

by Rinny Soegiyoharto

"...letakkanlah tanganmu di atas bahuku,
agar terbagi beban itu dan tegar dirimu...
Di depan sana cah'ya kecil 'tuk memandu,
tak hilang arah kita berjalan menghadapinya...
...Usah kau simpan lara sendiri..."

Ketika gelas itu kau angkat terlalu lama, lelah dan lara 'kan menjalar di sekujur lengan, tubuh,
bahkan hati dan jiwamu. Katamu.
Kosongkanlah terlebih dahulu,
sebelum menuangkan air segar yang baru. Lanjutmu.

Wajahmu terlalu letih untuk baik-baik saja,
cahayamu redup bagaikan kehabisan minyak,
senyummu merekah paksa dalam usaha nan kuat
Gerangan apa yang kau bawa di atas bahumu?
Tak mungkin hanya kertas-kertas dan huruf-huruf,
sebab sudah ada mekanisme otomatik yang menata mereka.

Menyapa, menerima, tak menghakimi, penuh kasih sayang,
menyodorkan jiwa yang tulus, damai,
lembut, namun tegas!

"Usah kau lara sendiri..." Ulangmu.

Terimakasih, Sahabat...

•Berita kepada sahabat:
menulis adalah nafas keduaku•

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Thursday, November 22, 2012

#174 - For You, You You You, Yes Youuu :-)

by Rinny Soegiyoharto

Be blessed :-)

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Monday, November 19, 2012

#173 - A Month Before Two Years

by Rinny Soegiyoharto

"You can't just wish on a star and expect things."~DisneyWords
*But you have to insist your decision and act immediately. Happiness in your own hand.*~RinnyWords

I just wanna say this,
A month before two years. After twenty-three months behind with all complicated things. There were laugh and tears, joy and sorrow, and that's life. We have so many tale we can tell to other as a lesson of livelihood. In God's time, everything's right and prosperous.
Love has no eye.
That's all.
Thank you Love.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Saturday, November 17, 2012

#172 - Oriental Persimmon

by Rinny Soegiyoharto

Sesungguhnya adalah nama buah dari genus Diospyros, sering juga disebut dengan Diospyros kaki. Kita lebih akrab mengenalnya sebagai Kesemek. Buah yang cantik (memoles diri agar cantik), juga enak dan segar (bagi yang menyukainya).
Gadis itu senang dianalogikan dengan Oriental Persimmon, buah persik yang cantik. Ia menyadari kecantikannya.

Menjadi gadis pujaan Sakura adalah salah satu kebanggaannya. Meski jarang diungkapkan langsung, selain malu-malu kucing, juga agar si tampan di antara ribuan pemuda itu tidak 'ge-er'. Ia senang dipuja dengan berbagai kata-kata indah dan bingkisan-bingkisan cantik. Sejenak ia merasa sebagai gadis belia yang paling beruntung.

Bukan tidak pernah mendengar rajutan dinamika keluarga sang pujaan hati. Namun ia memilih tidak ambil pusing, itu bukan hidupnya, belum tentu akan menjadi bagian hidupnya juga. Tapi cinta (versi remaja) menutupi banyak sekali akal sehat. Termasuk juga latar belakang Sakura yang diketahuinya, tentu mempengaruhi tingkah laku si pemuda. Ia berusaha tidak ambil pusing yang terjadi dalam dinamika keluarganya sendiri. Namun diam-diam ia merindukan cinta orangtuanya. Sangat merindukan sebagaimana gambaran ideal dalam benaknya yang selalu menari-nari.

Ketika sesuatu tumbuh di dalam dirinya, ia sangat panik. Tidak mungkin! Tidak bisa! Bukankah Sakura selalu mengatakan "kita aman, tersedia selalu", lalu kenapa hal ini terjadi?
Oh kiamat!
Makin menyengat ketika Sakura terlihat 'cool', lalu menyarankan sesuatu yang tak pernah dipikirkannya.
Tapi hanya itu jalan terbaik. Mereka tidak mungkin 'menunggui', apalagi membiarkan terlalu lama.

Ramuan yang pahit dan menyakitkan, pijatan maut yang menggetarkan tingkap neraka. Ia melolong sampai tak sadarkan diri. Sakura menggendongnya, membawanya ke tempat yang 'lebih aman'. Teman-teman yang ada hanya segelintir, dan mereka berjanji untuk tutup mata tutup mulut.

Bukan itu masalah utamanya sekarang. Tapi Sakura!
"Sebelum diriku, ada gadis-gadis lain dalam hidupnya, bahkan sejak ia masih sangat muda." Tutur sang Oriental Persimmon dengan wajah cemas, sedih, geram, marah.
"Tapi ia tidak pernah mengakuinya. Bahkan sekarang ia telah jatuh dalam pelukan...... Ah! Hampir duakali lipat usianya sendiri!"

*the beauty Oriental Persimmon tetap berusaha memoles dirinya. Matanya yang bulat dan indah mengerjap mengibaskan tetes-tetes airmata yang menempel di bulu mata lentik itu.*

*Perlu klarifikasi tentang situasi dan kondisi dari orangtua Sakura dan Oriental Persimmon. Tahukah mereka dengan apa yang terjadi pada anak-anaknya? Ataukah memang seperti yang digambarkan oleh anak-anak itu bahwa masing-masing orangtua lebih memilih kesenangan dan kebahagiaan semu diri sendiri? Dan membiarkan anak-anak ini merasa tidak dicintai?*

*Apabila menjadi orangtua sudah ada dalam bagian hidup, jadilah orangtua yang rela dan siap berkorban demi cinta kepada anak-anak. Bahkan kepentingan pribadi bukan hal penting ketika engkau adalah orangtua. Amanah Sang Khalik jangan pernah diabaikan. Rantai psikologis itu sangat bermakna. Sadarilah sebelum terlambat.*

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

#171 - Sakura

by Rinny Soegiyoharto

Sebut saja namanya Sakura. Tampan, berpostur tegap, tampak proporsional dan sehat. Dari sisi usia, ia tergolong remaja, juga wajah dan fisiknya mencirikan belia, dan (seharusnya) segar, muda.

Tapi kesegarannya seolah-olah menguap, ia tampil bagai pemuda dewasa yang mencoba berdamai dengan kehidupan. Ia telah berbuat kesalahan yang menuntut tanggung jawab sebelum waktunya. Ia berusaha tidak panik, wajahnya muram, dan seringkali terlihat murka.

Mereka telah melakukannya, entahlah tentang akibat dan efek jangka panjang. Setidaknya masalah itu telah "diselesaikan" bersama. Gadis cantik yang dicintainya (menurut versi cinta anak remaja) sempat merintih kesakitan dan lemas dalam waktu lama. Sakura merinding kedinginan. Hatinya makin basah, dingin dan sepi.
Apakah ini hidupku?
Pertanyaan itu menghujam kepalanya bertubi-tubi.

Pertanyaan itu terus menghantam, mengungkit kemarahan demi kemarahan di lubuk jiwanya. Ia merasa tidak dicinta. Meski berbagai fasilitas terpenuhi, soal fasilitas hidup ia tak pernah kalah dari teman-temannya. (Belakangan diketahuinya bahwa semua itu adalah 'replacement rasa bersalah' orangtua).
Akan tetapi, di sana, di ruang kelam jiwanya, ada kemarahan besar yang tak dapat dimengertinya. Ada kekecewaan, rasa nista, ada kesedihan teramat sangat.

Perkataan-perkataannya, tingkah laku dan perasaannya, seringkali bertentangan. Misalnya, ketika ia sedih, justru tutur-katanya menjadi kasar, terutama terhadap orang-orang dekat dan teman-temannya. Ia bangga ketika sang mama menyukai pujaan hatinya, serta memujinya sebagai anak ganteng yang beruntung. Pada lain kesempatan sang papa menyatakan hal yang sama, agar ia berhati-hati menjaga 'anak gadis orang'. Ia tersanjung. Tapi, rasa yang mengganggu itu tetap datang dan sungguh menyesakkan.

Tak kan ada orang yang dapat mengira drama hidup Sakura. Ia sibuk menata cerita tentang hidupnya, menulis skenario di otaknya, membuat banyak pilihan jawaban untuk mempersiapkan dirinya. Semua itu bahkan juga bagi sang gadis pujaan, seseorang yang dicintainya, namun sekaligus diragukannya. Ia tidak yakin kalau sang gadis tak mengetahui perjalanan hidup yang di-cover-nya dengan sekuat daya. Karena tamparan-tamparan kata dan rasa dari berbagai orang, baik teman dekat maupun sampai orang yang tak sengaja ditemui, sudah sering dialami dan begitu menyakitkan. Mustahil sang pujaan tidak mengetahuinya.

Ia berdiri di bibir jurang, menatap ke bawah seolah-olah di sana bola hitam yang pekat siap menelannya. Lalu, airmata yang ditabukannya, menyapu kepekatan bola hitam itu. Airmata yang kali ini dibiarkannya meruap tak berbatas, ruang tabu telah dibuang sejenak.
Sambil teringat tutur manis sesosok sahabat, yang tak sengaja dijumpai di suatu tempat. Namun samar ada rasa yakin, sahabat yang tak sempat diketahui namanya itu adalah kiriman Sang Khalik. Ketika itu sosok tak menarik, yang hanya berkaos oblong lusuh ditutupi sebagian dengan kemeja flanel kuno, menyodorkan pemantik untuk menyulut rokoknya.

"Sejak kapan merokok, dik? Kamu masih muda," ujar sang sosok dengan tatapan tenang yang sangat 'ngayemi'.
Ia terkejut sejenak, namun 'kehangatan' sosok itu telah menjalari sukmanya.
"Sejak masih kecil, Oom," jawabnya.
Lalu mereka terlibat pembicaraan "antar laki-laki" yang sangat hebat. Termasuk soal sex dan akibat-akibatnya, soal pergaulan, tentang kehidupan orang dewasa, mengenai cinta dan makna sesungguhnya, hingga masalah rumah-tangga. Hal-hal yang tak pernah dibicarakan papa dan mama.
Sakura berbisik di hatinya, "Kedua orangtuaku seringkali bicara yang 'baik-baik', melulu cerita standar, tapi kelakuan dan kepura-puraan mereka telah membuatku muak. Sayangnya mereka tidak tahu lukaku, mereka tetap seperti itu dan makin 'gila'. Sayangnya aku tidak bisa mengungkapkan isi hatiku pada mereka!"

Bayang-bayang sosok yang ia lupa menanyakan siapa namanya itu, hadir bagaikan malaikat di saat jurang menganga ingin dimasukinya. Mendorongnya berbisik, "Oom, saya ingin ketemu anda lagi,"
Sangat dekat keputusan antara maut dan hidup. Terbentang kemungkinan yang besar untuk terjun dan selesai. Tapi Oom itu hadir dalam bayang-bayang. Tutur kata lembut sang Oom terngiang-ngiang di telinganya.

Jauh di bawah sana, ia melihat papa dan mama dengan aktivitas masing-masing. Kesibukan-kesibukan pribadi yang membuat mereka melupakan dirinya. Teriris hatinya setiap kali teringat harus menelan makanan sendirian, bahkan sering mendapati meja makan yang kosong, rumah yang senyap. Ia juga melihat dirinya sendiri yang sangat sibuk dengan berbagai aktivitas tak bertujuan, yang selalu dicari-carinya agar melupakan semua.

Mungkin mereka pikir aku hanya anak-anak yang tidak tahu apa-apa.
Lalu untuk apa aku hadir jika mereka tidak mencintaiku? Mereka tidak mencintaiku karena mereka tidak saling mencintai. Mereka hanya mencintai kehidupan masing-masing dan diri sendiri! Lebih baik menyenangkan diri sendiri daripada mengingat ada aku di sini. *airmata*

Sakura mengangkat tangannya. Ia berseru lantang, "Oom! Maukah anda datang merangkulku?"

*kamu tidak sendirian, Sakura*

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Thursday, November 15, 2012

#170 - EMDR Indonesia & HIMPSI Jaya

by Rinny Soegiyoharto

Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta Raya (HIMPSI Jaya) & EMDR Indonesia, telah menyelenggarakan International Conference Psychotraumology & EMDR Training level 1 untuk para psikolog, di Jakarta selama 4 hari penuh, yakni pada 9-12 November 2012.

Training yang langsung diampu oleh President of EMDR, DR Derek Farrell from United Kingdom ini, dipersyaratkan hanya dapat diikuti oleh psikolog yang telah memiliki SIPP dari HIMPSI (Surat Izin Praktik Psikolog). Seluruh partisipan wajib ikuti rangkaian penuh & detail pelatihan, hingga pada akhir program would be 'certified' by EMDR International.

Foto yang di-aplot memang agak buram. It must be that as it was :-)

Selamat untuk seluruh partisipan yang sudah tersertifikasi. Pergunakan hasilnya dengan penuh tanggung jawab. Lanjut terus ya... :-)

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Thursday, November 8, 2012

#169 - Student's Awareness on Preparing Self ~ PDEBSV-UGM-Yogyakarta

by Rinny Soegiyoharto

Suatu upaya 'improvement' dengan langkah kreatif, inovatif & dengan visi yang tajam mempersiapkan lulusan handal & layak-dipercaya.
Program Diploma Ekonomika & Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dengan 3 (tiga) peminatan utama, yakni: Akuntansi, Manajemen & Ekonomika Terapan, menyelenggarakan perkuliahan umum (MKU) bagi mahasiswanya, dengan mendatangkan tenaga pengajar dari kalangan praktisi sesuai bidang masing-masing.

Atas prakarsa & undangan dari Dra Sufitri, MM, didukung pejabat struktural, para staf & Ikatan Alumni PDEBSV-UGM Yogyakarta, pada 3 November 2012, saya menyampaikan materi ajar bagi mahasiswa yang terkait dengan bidang keilmuan & pengalaman saya sebagai praktisi.
Dalam paradigma saya, yang juga diatur dengan beberapa ketentuan & kode etik sebagai Psikolog yang harus saya pegang, mempersiapkan mahasiswa Sekolah Vokasi di jenjang Perguruan Tinggi lebih bertitik berat pada persiapan mental & psikologis.

Tentu saja bukan 'membocorkan' peranti rekrutmen ataupun detail prosesnya (itu bagian dari integritas profesional yang harus dipegang teguh), namun bagaimana mahasiswa mempersiapkan aspek-aspek 'kelayakan' diri hingga pada saat lulus nanti sungguh-sungguh sudah siap dengan berbagai 'amunisi', baik ilmunya sendiri maupun juga mental-psikologis.

Sebagaimana program penguatan & pengembangan yang berbasis psikologi, 'menggali dari dalam' adalah hal paling dianggap krusial. Teknik & metode lebih banyak mengantarkan seseorang untuk 'merasakan' & 'mengalami', tanpa ia sadari. Proses kognitif akan terorganisasi dengan sendirinya ketika afeksi & bahkan bawah sadarnya aktif 'menjadi' (being here and now for the process).

Beberapa latihan yang saya berikan ternyata mampu dipraktikkan dengan sangat baik oleh sebagian besar mahasiswa peserta MKU saat itu. Sangat terlihat (terpetakan) mahasiswa yang membuka diri & bersedia menyerap tanpa defensif. Kecerdasan yang luar biasa.
Ada beberapa yang terlambat datang & tidak mengikuti proses dari awal, hingga mereka memerlukan waktu penyesuaian yang lebih panjang.

Pada dasarnya, semua mahasiswa yang sudah ada di dalam (PDEBSV-UGM) memiliki motivasi, meskipun masih banyak yang motivasinya lebih eksternal (misalnya: karena nama UGM, karena mengikuti teman, disuruh orangtua, daripada tidak sekolah, tidak diterima di program reguler, dll).
Tidak masalah! Semua tergolong motivasi. Yang penting adalah bagaimana mereka kemudian memperkuat motivasi tersebut, percaya diri, merasa bangga & mempersiapkan rencana-rencana masa depan untuk mempraktikkan ilmu & keterampilannya bagi masyarakat luas.

Sekali lagi, langkah improvement & pengembangan yang diambil pihak fakultas ini sangat baik, dengan prognosis positif.
Maju terus & selalu semangat.

Selamat juga kepada Ikatan Alumni PDEBSV-UGM yang terus berupaya berkontribusi dalam pengembangan fakultas & adik-adik mahasiswa. Beberapa nama dapat saya sebut: Nana, Eko, Joko, Adi, Uji, Aris, dll. Karena tidak semua nama lengkap ada pada saya, mohon maaf apabila saya menuliskan nama dengan singkat.
Terimakasih untuk kebersamaan & persaudaraan yang terjalin.

Always be blessed!

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Wednesday, November 7, 2012

#168 - Capacity Building: The Power of Communication

by Rinny Soegiyoharto

Momen yang sayang dilewatkan & hampir terlupa. Saat ini saya unggah 2 (dua) foto yang sesungguhnya kurang menggambarkan situasi saat itu. Namun bagaimanapun gambar tetap dapat berbicara, bukan?

Capacity Building: The Power of Communication, yang diselenggarakan selama 2 (dua) hari, 20-21 Oktober 2012 bertempat di Hotel Mercure, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta ini, merupakan kerjasama BLUD Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Menteng Jakarta Pusat dengan Nama Nuansa Carita (NConsultant), yang dimotori oleh sejawat saya Untung Dharmawan, Psikolog.

Fasilitator yang dihadirkan oleh Mas Untung dalam program pengembangan kapasitas bagi BLUD Puskesmas Menteng Jakarta Pusat ini selain psikolog-psikolog Wulan Ayu Ramadhani, Rinny Soegiyoharto (saya) & Untung Dharmawan sendiri, juga fasilitator nasional & internasional, seperti: Riza Perdana Kusuma (GM Garuda Indonesia - Hongkong Based), Monty Satyadharma (Pembantu Rektor Univ Tarumanegara Jakarta), Pierre Gruno (John Robert Power) & Maria Soepomo (John Robert Power).
~Mohon maaf, gelar kesarjanaan masing-masing tidak dicantumkan, silakan mengontak saya bagi yang membutuhkan~

Intinya, dimana pun kita berada, kapasitas & keterampilan berkomunikasi sangat penting ditingkatkan. Termasuk di dalamnya betapa penting memperhatikan penampilan & bahasa nonverbal (bahasa tubuh) dalam setiap situasi sosial, juga saat melayani pasien, klien, customer, & stakeholders lainnya.

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini pula Mas Untung sebagai koordinator utama seluruh rangkaian program, mempromosikan "Gerakan Senyum Dong!" atau #maritersenyum yang merupakan tagline program HIMPSI Jaya (Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta Raya) memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang baru lalu.
Senyum adalah isyarat nonverbal yang disepakati sebagai bahasa universal & dipahami hampir seluruh penduduk dunia.

Hasil dari program peningkatan kapasitas ini terlihat di akhir acara, ketika partisipan yang tak kurang dari 80 orang mampu menyatakan diri dalam berbagai bentuk komunikasi & dengan unjuk perilaku yang favorabel (menyenangkan bagi banyak pihak).
Selamat ya...
Ingat, bahwa hampir 80% percakapan cenderung di-salah-arti-kan dalam berbagai konteks komunikasi.
Maka, mengembangkan karakter pribadi yang unggul & layak-dipercaya merupakan upaya yang sangat dianjurkan.

Be blessed...

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Monday, November 5, 2012

#167 - the Close Dinner

by Rinny Soegiyoharto
(Photo by WH & RS)

Sebelum bercerita tentang Lokakarya "Komunikasi Politik Menyongsong Pemilu 2014" bagi para perempuan pengurus parpol di Sulawesi Utara, saya ingin sekali memuat suasana hangat makan malam kami semua.

Seperti biasa, lokakarya yang merupakan salah satu program unggulan Konrad Adenauer Stiftung Indonesia & Timor Leste, yang diselenggarakan di berbagai kota provinsi di Indonesia, selalu berlangsung akrab & hangat, juga penuh kejutan sebagai upaya penggalian potensi.

Tak terkecuali yang diselenggarakan kali ini di Resort & Convention Center Novotel Manado, 29/30 Oktober - 1/2 November 2012. Konrad Adenauer Stiftung (KAS) bekerjasama dengan Mitra Lokal Swara Parangpuan Sulawesi Utara pimpinan Vivi George & Lily Djenaan (saat ini Lily sedang di USA melanjutkan program S3-nya), kembali menyelenggarakan program yang mengakomodasi terpenuhinya salah satu ciri demokrasi di negara demokratis mengenai 'gender equality'.

Sebagai bagian dari tim perempuan KAS, bersama-sama dengan supporting program KAS lainnya & fasilitator tetap untuk program ini, saya lebur dengan seluruh partisipan yang asertif, interaktif, spontan, gembira, kooperatif. Tampak dalam foto saat digelar 'barbeque dinner' di balcony Novotel Manado yang asri & hangat. Juga ketika beberapa dari kami melanjutkan aktivitas di lounge.
Sebagai perempuan keturunan Minahasa, tentu saja saya 'bole bacrita rupa samua, tatawa kong bakusedu sampe ukur tobat dang... He he he'
Depe lanjut, ta'inga do'e pa mami yang Tuang so pangge...

Intinya, program ini selalu 'smart & full of closed relationship', apalagi di Manado kali ini :-)

Salam selalu.
Dari Manado saya lanjut ke Jogja, kota special yang...... ;-)

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Sunday, October 28, 2012

#166 - DINGIN, GELAP & KEJAHATAN

Inspiratif & menyentuh, yang dikirimkan oleh Pak Jo untuk kami semua di board-thread-chat Himpunan Psikologi Indonesia Chapter DKI Jakarta.
Ditulis-ceritakan ulang oleh Rinny Soegiyoharto.
::Terimakasih Pak Jo::

~Kutip-Salin-Tempel-Olah Sedikit :-)
Ini dia...~

•••••
Menurut hukum fisika, DINGIN itu adalah ketiadaan panas.
Suhu minus 460F adalah ketiadaan panas sama sekali & semua partikel menjadi diam, tak satu pun dapat bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

GELAP adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita
pelajari, gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya jadi beberapa warna, & mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.

KEJAHATAN adalah ketiadaan Tuhan di dalam diri seseorang.
Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan di dalam diri manusia itu sendiri.
Tuhan tidak menciptakan kejahatan.
Kejahatan adalah hasil dari tak adanya Tuhan di dalam hati manusia.

ALBERT EINSTEIN
•••••

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

#165 - Sabar Tak Berbatas

by Rinny Soegiyoharto

Bagaikan 'dejavu'.
Saya makin yakin bahwa hidup ini ada 'setelan'nya & ada 'penyetel'nya. Ketika saya (kita) sedang dalam suatu situasi, 'setelan' itu mencari-cari gelombang. Setelah 'pas', maka peristiwa & kata-kata seolah berulang.

Saya sungguh bersyukur, teramat sangat bahkan. Selalu ditata pada 'setelan' gelombang yang tepat. 'Penyetel'nya memang luar biasa. Hingga apapun itu senantiasa tepat.
Kita kini tidak perlu bertanya-tanya kenapa kita hadir pada waktu-waktu & di tempat tertentu, bersama orang-orang yang datang & pergi dalam kehidupan kita.

Tidak perlu kita bersikeras memaksa-maksa dengan berbagai usaha. Juga memaksa di dalam doa-doa kita. Justru peran doa adalah saluran komunikasi dengan Sang Penyetel untuk meminta kekuatan, menjaga 'connecting' agar signal tidak hilang, menyatakan kesetiaan, menanyakan rencanaNYA yang boleh kita ketahui, ataupun menyesuaikan diri untuk rencanaNYA yang tetap rahasia.

Dahulu, 'setelan' saya diisi oleh nasihat-nasihat bijak yang tiada henti. Bukan hanya kata-kata semata, namun juga teladan hidup yang hebat. Tujuannya untuk hal terbaik dengan dasar cinta tak bersyarat senantiasa menjaga hidup saya. Dikala kesabaran diuji, perangkat gelombang yang diwakili oleh sosok bijak bagi saya itu selalu mengingatkan. Selalu.
"Sabar itu tak berbatas. Jika berbatas itu bukan sabar."

Pada dimensi waktu yang lebih baru, saat ini, perangkat gelombang saya yang diatur oleh Sang Penyetel telah dipindahkanNYA ke level yang lebih tinggi. Ternyata & terbukti, Sang Penyetel tidak pernah meninggalkan. Kuncinya hanya taat & setia kepadaNYA, berbuat hal-hal molek yang sungguh-sungguh diniati dengan tulus. Melakukan dengan cinta yang tak bersyarat sebagaimana ajaran turun-temurun itu.

Iya. Dimensi waktu bergulir. Ada yang pergi, ada yang datang. Saya tidak perlu mengaturnya sendiri, saya tidak perlu memaksakan apa-apa seperti halnya dilakukan sebagian orang untuk memaksakan kehendak dengan cara yang bengis. Yang tidak sadar sedang menggali kuburannya sendiri.
Meski kadang-kadang perusak tatanan memancing ketidak-sabaran.

Tapi nasihat itu muncul lagi. Dari perangkat lain yang diinstal-kan Sang Penyetel.
Tidak hanya dukungan & kesiapan setiap saat untuk menolong saya dari sahabat-sahabat jiwa di sekelilingku, tapi juga cinta tak bersyarat.
Terimakasih sahabat, kau tahu betapa berharganya kata-kata yang kau ucapkan bagiku.
"Meski waspada, tetaplah sabar. Sabar tak berbatas, karena jika berbatas itu bukanlah sabar."

Berbahagialah saya dikelilingi orang-orang yang sungguh terasa sangat mencintai saya tanpa syarat. Makin mengajariku pasrah & berserah.
Oncemore. Thank you, Lord.
God is good.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Friday, October 26, 2012

#164 - Beautiful Release (1826-ondd2ya)

...
There's always some reason to feel not good enough
And it's hard at the end of the day
...
I need some distraction oh beautiful release
Memories seep from my veins
They may be empty and weightless and maybe
I'll find some peace tonight
...
You are pulled from the wreckage of your silent reverie
...
...
Have learned the most true...
Keep shining... Keep being the...
Keeping...
...
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

#163 - Cinta Tak Bermata

by Rinny Soegiyoharto
(Inspiring by the poem of MiR)

Kreativitas...
Kreatif...
Diawali dari rasa, bertransformasi & menyatu di dalam jiwa, memicu proses kognitif. Terjadi pemrosesan yang kompleks, suatu pengolahan yang melibatkan seluruh aspek psikologis manusia.
Hasil pemrosesan tersebut kemudian berbuah konkret dalam berbagai bentuk, diantaranya puisi.

Apabila satu kata menggambarkan sebuah keadaan secara langsung. Dua kata melukiskan kedalaman & personifikasi, memetakan unsur tak kasat mata, yakni rasa (ketika sedang dalam pengolahan).
Misalnya "cinta tak bermata" me-replace "cinta itu buta", namun maknanya telah bertransformasi di luar batasan-batasan pengertian langsung dari kata-kata itu.
Penulis yang kreatif. Karena ia membiarkan "rasa" mengambil alih seluruh jiwanya dengan tetap mengendalikan proses berpikir. Kendati dalam kondisi fisik & emosi yang ditawan oleh suatu "kesakitan" teramat sangat.

Benar kata Victor Frankl (Pelopor Psikoanalis-Humanism, yang menjadi salah satu rujukan utama lahirnya Transpersonal), bahwa tak ada seorang pun yang dapat mengatur & mengendalikan pikiran orang lain. Sekuat apapun tekanan yang dilakukan orang lain terhadap kita, orang tersebut tak kan mampu membendung pikiran-pikiran kita.

Tulisan ini pun transformasi rasa. Namun tetap terkendali untuk tidak meng-eksplisitkan ungkapan-ungkapan. Karena........ --auto-sensor--

Ciyus miyapah? Mieeeeyu ;-)

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Wednesday, October 24, 2012

#162 - Dia Tersenyum & Senyumannya Tulus

by Rinny Soegiyoharto

Gema kampanye #senyum yang momen puncaknya jatuh pada 10 Oktober lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia (@HIMPSIJaya), tetap ada. Di dalam lingkungan organisasi ajakan tersebut masih terus saling diingatkan. Seorang sejawat telah membuktikan keampuhan senyuman dalam kegiatan praktiknya menangani klien-klien yang tiada henti. Ya. Senyum & tersenyum dapat menjadi alternatif terapi yang berdampak kuat.

Salah satu hasil tulisan saya yang sempat dipublikasikan Surat Kabar Suara Pembaruan pada tahun 2006 lampau, menyoal senyum & dampaknya dalam konteks relasi sosial & antar pribadi. (Ternyata file aslinya masih tersimpan aman sebagai arsip pribadi).

Hari itu (19 Oktober 2012), saya melihat sebuah senyuman. Tidak hanya melihat & turut tersenyum, namun juga senyum orang itu mampu menggetarkan & menyentuh dasar batin. Mata saya berkaca-kaca karenanya, setelah saya tercenung & pikiran saya berlari-lari bersama perasaan yang bergemuruh. Sampai-sampai saya lupa mengamati jalan di depan saya. Bersyukur, tangan Sang Maha Kuasa menepuk pundak saya hingga saya tersadar.

Waktu & durasi yang singkat saja. Tentu demikian karena peristiwa itu terjadi di sebuah persimpangan jalan, ketika lampu merah menyala. Deretan kendaraan yang berhenti menunggu giliran di ruas jalan itu cukup panjang. Saya dengan kendaraan saya termasuk salah satunya. Ketika kotak-kotak plastik lembut warna-warni seolah berayun di depan kaca depan.

Tangan yang mengayun-ayunkan tissue terkemas plastik untuk menarik perhatian para pengantre di persimpangan itu bukan tangan yang utuh seperti yang dimiliki manusia pada umumnya. Lengan itu hanya sedikit lebih panjang dari lengan kaos yang dikenakan sang pemilik. Kaos lusuh memudar, namun terkesan bersih. Kaki-kaki yang lincah berpindah dari depan kendaraan satu ke yang lainnya, juga bukan kaki-kaki utuh. Pemiliknya adalah penyandang 'difable'. Pedagang asongan itu seorang yang tidak memiliki lengan-lengan & kaki-kaki yang utuh. Namun ia lincah, ia bekerja, ia menjajakan tissue-tissue dalam bungkus plastik berbentuk kotak warna-warni.

Belum seberapa. Lihatlah wajahnya. Tak sedikit pun raut 'meminta belas kasihan' tergores di sana. Air muka itu begitu ramah, ikhlas, dihiasi senyuman tiada henti; diperhatikan ataupun tidak. Bahkan ketika tangan pemilik kendaraan mengibas tanda menolak untuk membeli, senyum di wajah itu tetap lebar & tulus menyirami kalbu.
Senyuman yang mengirimkan pesan hati pemiliknya. Ia tampak penuh syukur, bersemangat, sabar, lapang, ikhlas, dan ramah.
Makna sebuah senyuman yang mampu menggetarkan rasa & menularkan senyuman-senyuman tersungging di banyak raut.

Senyuman, tersenyum, benar-benar sebuah bahasa universal tanpa kata-kata, namun kuat menjadi penyampai pesan positif bagi hati yang tergerak positif.
Senyum dong ;-)

Tentang senyum, tersenyum, mari tersenyum, dan berbagai materi psikologi & kesehatan mental, dapat diikuti di linimasa kicauan "SenyumIndonesia" @HIMPSIJaya.

Be blessed,

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Friday, October 12, 2012

#161 - International Girls Day :: Sebuah Berita: Sebanyak 66 juta Perempuan di Dunia Putus Sekolah ::

Setiap tahun, 10 juta anak perempuan terpaksa atau dipaksa menikah.

Diskusi Publik Pemberdayaan Kaum Muda Perempuan
Ririn Aprilia | Jum'at, 12 Oktober 2012, 00:02 WIB

VIVAlife – Anak perempuan memiliki potensi untuk berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Karenanya, mereka harus diberi akses untuk mendapatkan hak-haknya.

Bertepatan dengan perayaan hari anak perempuan internasional yang jatuh pada hari ini Kamis 12 Oktober, Plan Indonesia salah satu organisasi pengembangan masyarakat dan kemanusiaan internasional yang berpusat pada kesejahteraan anak mengeluarkan data sebanyak 66 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak terakses pendidikan dasar dan lanjutan.

Bahkan sebanyak 150 juta anak perempuan di bawah usia 18 tahun di berbagai belahan dunia, pernah mengalami bentuk kekerasan, termasuk pemerkosaan atau kejahatan seksual lainnya. Dan setiap tahun, 10 juta anak perempuan terpaksa atau dipaksa menikah.

 "PBB telah mendeklarasikan bahwa hari anak perempuan internasional dirayakan setiap tanggal 11 Oktober. Peringatan yang untuk pertama kalinya dirayakan oleh komunitas internasional ini, perlu dijadikan momentum untuk memperluas akses perempuan di berbagai bidang, terutama pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan perlindungan," kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus saat peluncuran kampanye Because I Am A Girl (BIAAG) di Jakarta, Kamis 11 Oktober 2012.

BIAAG merupakan kampanye global Plan, yang bertujuan untuk memberdayakan kaum perempuan di seluruh dunia.

Menurut La Raus, sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan anak, Plan memiliki perhatian sangat besar dalam upaya pemberdayaan kaum muda perempuan. Di Indonesia, BIAAG diimplementasikan melalui program pemberdayaan ekonomi kaum muda, program advokasi, pendidikan, dan penelitian tentang pernikahan dini, serta kampanye pemberdayaan dan partisipasi anak perempuan melalui kegiatan sepakbola.

"Khusus untuk pemberdayaan kaum muda perempuan, kami sudah memulainya di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara," kata La Raus.

"Di Indonesia, 33,5 persen anak usia 13 – 18 tahun pernah menikah, dan rata-rata mereka menikah di usia 16,15 tahun. Dari angka itu, hanya 5,6 persen anak menikah dini yang masih melanjutkan sekolah. Sebagian besar mereka tidak siap memasuki dunia kerja, dan sangat minim pengalaman untuk berusaha," jelasnya.

Sementara itu menurut Kepala Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono, salah satu alternatif untuk memperluas kesempatan kerja bagi kaum muda adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan kerja dan mengembangkan usaha mikro.

"Sejak tahun lalu, Plan Indonesia membantu pemerintah memperluas akses permodalan usaha mikro serta kesempatan kerja bagi 13 ribu lebih kaum muda di Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Dari jumlah itu, 80 persennya adalah perempuan," jelasnya.

Plan Indonesia bekerja sama dengan Bappenas dan sejumlah pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan usaha mikro dan pendidikan pengelolaan keuangan, dengan target membuka lapangan kerja bagi kaum muda, terutama perempuan.

Mereka diberikan pilihan untuk menjadi pekerja atau wirausaha. Bagi yang memilih memasuki dunia kerja, Plan memfasilitasi training persiapan ke dunia kerja dan pelatihan teknik kejuruan. Sedangkan untuk yang memilih menjadi wirausahawan, diberikan pelatihan kewirausahaan serta akses jasa keuangan mikro.
---hasil-copas---

"Selamat Hari Anak Perempuan Internasional"
Love you Gals. Go go go Gals!
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

#160 - Hari Kesehatan Mental Se-Dunia "Mari Tersenyum" - SenyumIndonesia

by Rinny Soegiyoharto

"Let us always meet each other with smile, for the smile is the beginning of love." ― Mother Teresa

Memperingati Hari Kesehatan Mental Se-Dunia yang jatuh pada 10 Oktober, tahun 2012 ini Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta Raya (HIMPSI Jaya) melakukan kampanye damai di Bundaran Hotel Indonesia - Jakarta, pukul 07:00 - 09:00.

Tema "Mari Tersenyum" dengan tagline "Senyum Dong" bergulir damai, tertib, lancar, aman, senyum & menular.
Tak kurang dari 1010 orang yang datang dari komunitas Psikologi, yakni pengurus & anggota HIMPSI & HIMPSI Jaya, mahasiswa fakultas Psikologi beberapa Universitas di Jakarta & sekitarnya yang tergabung dalam Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI), menyemarakkan Bundaran HI pagi itu. Juga bergabung dalam kampanye damai ini, siswa-siswa SMAN 6 & SMAN 70 Jakarta yang bersama-sama akur akrab rukun & penuh senyum. Luar biasa!
Tak ketinggalan aparat kepolisian & insan pers dari media TV, radio, portal, surat kabar, majalah, memeriahkan aksi tersebut.
Oleh sebab itu hampir seluruh media di Jakarta menayangkan berita Kampanye Damai "Mari Tersenyum" dalam rangka Hari Kesehatan Mental Se-Dunia pada 10 Oktober kemarin.

Puncak acara yakni pelepasan 1000 balon ke udara yang disaksikan oleh seluruh komponen yang saat itu berada di Bundaran HI. Peserta kampanye terhitung mencapai 1300 orang, plus masyarakat yang melintas di seputaran lokasi.

Senyum itu menular. Dan biarlah membawa damai & sukacita bagi semua, untuk Jakarta & Indonesia lebih baik!

Rangkaian acara dapat diikuti di linimasa akun twitter @HIMPSIJaya dengan SenyumIndonesia.

Senyum dong...! :-)

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Tuesday, October 9, 2012

#159 - Tiada Yang Tahu

---------------------------------------------------------
"you/we never known when everything will change" ~ DisneyWords.
~ So, if tomorrow never comes, tell someone that you love, just what you're thinking of... ~
---------------------------------------------------------

by Rinny Soegiyoharto

'Quote' dari Disney di atas menyertai gambar Pinokio ini; dongeng tentang boneka kayu yang menjadi manusia atas kebijakan sang peri yang baik hati. Tentulah tak ketinggalan tangan dingin Gepetto tua sang perupa yang memahat & merakit Pinnochio dalam kisah itu. Ia gambaran artis penuh rasa & empati, bahkan meng-adopt hasil karyanya sendiri sebagai anak.
Saya 'wonder', apakah 'quote' tersebut memang penggalan dialog ataupun monolog dari 'fairy tale' yang tersohor itu? Ataukah sekadar dipadankan oleh penulis 'spark'?

Whatever.
Saya suka kutipan itu. Sedangkan kutipan selanjutnya saya potong-potong dari lirik "If Tomorrow Never Comes" yang dipopulerkan Ronan Keating, personil Westlife.
Seluruh kata-kata itu sangat sangat bermakna. Mendalam, menerabas, menyapu pantai hati, berdebur.
Ada banyak kisah dalam hidup, karena alur kehidupan selalu penuh kejutan, warna-warnanya penuh perubahan.
Hanya perubahan yang sesungguhnya tidak pernah berubah.
Tiada satu pun kita yang tahu, bahkan kejadian setelah ini.
Saya selalu mendengarkan isi pikiran & isi rasa yang disampaikannya. Demikian juga saya menyampaikan isi pikir & isi rasa senantiasa saat ia hadir, karena esok tiada yang tahu.

---jeda---

Menuliskan seluruh perenungan yang menari-nari dalam pikiran & perasaan saya, uuuuufffhhh...sulit juga.
Bukan menuliskannya yang sulit, tapi mengungkapkannya dengan gamblang. Saya tidak ingin hidung saya memanjang seperti Pinokio, yang mungkin dapat terjadi bukan karena cerita tidak benar. Tapi karena akan banyak penggalan yang di-sunting-lepas. Benar. Bagian-bagian yang tak 'kan rela saya hadirkan bagi konsumsi publik. Dan itu adalah peristiwa. Saya lebih memilih menyampaikan isi pikiran saya, karena peristiwa memiliki keterkaitan dengan pribadi-pribadi di luar saya.

---sela---

Lirih saya lantunkan...
"Tak 'ku tahu 'kan hari esok,
namun langkahku tetap.
Bukan surya kuharapkan,
karena surya 'kan lenyap.
O...tiada 'ku gelisah,
akan masa menjelang.
'Ku berjalan serta Tuhan,
maka jiwaku tenang...
Banyak hal tak kupahami,
pada masa menjelang.
Tapi satu hal 'ku tahu,
Tangan Tuhan yang pegang..."

---end---

♥♡♥♡AGAPE♥♡♥♡
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Saturday, October 6, 2012

#158 - Laskar (Paling) Akhir

by Rinny Soegiyoharto

Mengunggah gambar ini lebih karena judulnya yang menggetarkan ('title mentioned by' Mbak Rina G Hakim).
(Paling) Akhir, 'means' pulang paling akhir mendekati 'threshold' hari. Tetap tersenyum menyikapi dinamika pertemuan yang hebat, sebagaimana subtema yang diusung memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober nanti: Senyum :-)

Sampai nanti ya...
(Love you always)
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Monday, October 1, 2012

#157 - Feel Free For Free *4F*

by Rinny Soegiyoharto

Teringat suatu waktu, ketika blog saya dipromosikan oleh seorang sahabat kepada sahabatnya yang menjadi sahabat saya juga kemudian, ada pertanyaan sederhana yang bermakna dalam.
Pertanyaan itu kira-kira,
"Apa kredo dari semua tulisan-tulisan di sini?"
Jawab saya sekenanya,
"Rasanya tidak ada. Saya lebih menempatkannya sebagai buku terbuka."
Coretan-coretan ('nulisnya sih pake 'ngetik' ngga pake pinsil) di sini sangat bebas, sebebas hati saya saat saya datang ke sini, begitu juga yang saya harapkan ketika ada sahabat-sahabat yang sedang bertandang.

Saat ini saya kembali berpikir, saya rasa kurang tepat jika saya jawab tidak ada kredo dalam rangkaian tulisan-tulisan ini. Diskusi 'self-talked' menyimpulkan, kredo blog saya adalah (pake bahasa Inggris ya biar agak2 implisit - hedeeewww lagi-lagi deh-)
"FEEL FREE FOR FREE" (FourF or 4F)!
Ha ha ha... terasa seperti jargon sale di mal-mal.

Sudahlah.
Kata-kata apapun di sini sifatnya 4F. Jika suatu saat terdengar puitis, anggap saja jiwa saya sedang dirasuki pujangga tenar yang numpang lewat.
Kali lain bisa jadi bernada sarkas, atau tegas, atau asertif, bahkan vulgar sekali pun, bayangkan saja saya sedang di kampung yang hiruk-pikuk, bisikan-bisikan saya disambung dengan toa.
Apabila perasaan bening hening mengaliri petandang, itu suatu berkat (bagi petandang), sebab pada dasarnya untuk saya 4F dicapai dalam kebeningan rasa & keheningan jiwa. Maka bisikan-bisikan saya merasuk.

Sesungguhnya, 4F tidak bertendensi untuk memporak-porandakan 'mood' petandang, kecuali memang sedang 'chaos' di sanubarimu. Eh, marilah, kalau mau buka hati saya bersedia bantu. Percayalah, saya selalu berdoa untuk dilayakkan miliki hati yang luas. Jika usaha saya kurang, saya yakin doa saya menjawab semua yang kurang.
Anjrit! Ampun! Saya percaya pada kekuatan doa yang disertai persembahan tubuh & jiwa yang terjaga. Maaf bagi yang tak yakin ada Tuhan di sini, tapi saya yakin yang tak yakin pun setidaknya percaya. Itu cukup.

Jadi sekarang, saya sudah punya jawaban atas pertanyaan tentang kredo. Saya rindu diajukan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Saya rindu sentuhan-sentuhan kasih sahabat-sahabat terkasih. Terimakasih sahabat-sahabat.
Dalam satu dunia, kita semua terhubung. Tidak percaya?
Tabik!
-Oct, 1st, 2012-
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Friday, September 28, 2012

#156 - The Ladies Team From Indonesia & Timor Leste :-)

by Rinny Soegiyoharto @RinnyLaPrincesa

We took this picture before the next session of presentation of Human Rights Protection in Indonesia by Dr Dinna Wisnu, relating to the issues which has been taking as main title of the conference.
In that annual conference, while each partner's upcoming program have been going to deliver, and been discussed as well, we also very glad as a big family reunion. The moment served us more than only actively involved in the conference, but were taking for granted as chance of laugh, share, take photos, and so on.
KAS's Partner Conference which held in Singhasari Resort, Batu, Malang, East Java, on September 24-27, 2012, attended by more than 30 participants from 14 partners in Indonesia & Timor Leste. Loved the moment as we can talked each other, learned, and discussed everything.
More than that, when met Paula & Julieta from Women Caucus Timor Leste (refer to the photo), Prof Johana & me (KAS's Women Team) very happy knew that 4 (four) of participant on the workshop which we did in Timor Leste on last April, have been elected in parliament. Wow!

And now proudly introduce the Ladies Team from Indonesia & Timor Leste in the photo (from left to right): Rinny Soegiyoharto (Indonesia), Paula Corte (Timor Leste), Prof Johana E Prawitasari (Indonesia), Julieta da Silva (Timor Leste).

"Obrigada" anyway :-)
See you on the next programme ;-)
•••
®egards,
Rinny Soegiyoharto
«
«

Sunday, September 23, 2012

#155 - The Anthology of Quotes (part-1)

I like quotes, and I've been writing quotes as well. Herewith some quotes copied & pasted by me coming from several sources that I loved. Enjoy it. Hope it useful for our life. I love yoU. (Introduction by @RinnyLaPrincesa)

@GODs_Graces: For the wages of sin is death, but the gift of God is eternal life in Christ Jesus our Lord. -Rom 6:23

@Women_Of_Christ: Do everything in love. -1 Corinthians 16:14

@LovLikeJesus: God requires us to love people even when we don't like them. -Joyce Meyer

@WomansWisdom: Life is a game, play it.-Mother Teresa

@Women_Of_Christ: Do everything in love. -1 Corinthians 16:14

@disneywords: Believe in the future. The world is getting better. There still is plenty of opportunity. –Walt Disney

@Fit_Motivator: There are many things that are essential to arriving at true peace of mind, & one of the most important is faith. -John Wooden

@Inspire_Us: You never achieve success unless you like what you are doing. -Dale Carnegie

@disneywords: A little "It's ok to make a small mistake". It isn't much, but it means a lot. –Belle (Belle's Magical World)

@Women_Sports: Don't be afraid your life will end; be afraid that it will never begin. -Grace Hansen

@disneywords: Things never happen the same way twice, dear one. –Aslan (The Chronicles of Narnia)

@Inspire_Us: A life is not important except in the impact it has on other lives. -Jackie Robinson

@disneywords: You'll never stop the raining by sitting and complaining. It all comes down to you. –Cinderella II

@TheGodLight: If you always look to another to resolve your problems, you will never learn, life is teaching you, if you would listen!

@PrayInFaith: The things we think about, focus on, and surround ourselves with will shape who we become.

@Zen_Moments: You must not lose faith in humanity. Humanity is an ocean; if a few drops are dirty the ocean does not become dirty. ~ Gandhi

•••
®egards,
Rinny Soegiyoharto
«
«

Saturday, September 22, 2012

#154 - Suara Hati vs Suara Nafsu

by Rinny Soegiyoharto @RinnyLaPrincesa

"Maybe it's time to stop someone else's orders and start following your heart" (DisneyWords)

Ketika menggodog program televisi sebagai salah satu aktivitas unggulan organisasi kami, proses pematangan konsep Disney yang melahirkan begitu banyak inspirasi & model bagi penghuni dunia, menjadi satu referensi yang digemari.
Sepenggal kalimat yang saya kutip di atas, misalnya, tidak serta merta lahir tanpa latar belakang pemikiran & pengelolaan kualitas rasa yang tinggi. Ia lahir dalam dialog-dialog, ataupun monolog, namun saat dikutip sepenggal ia bisa berdiri sendiri membawa inspirasi, & bahkan spirit. Luar biasa!

Saya lanjutkan, introduksi di atas agak lepas dari apa yang ingin saya tuangkan berikut ini. Meskipun kutipan tersebut adalah salah satu sumber inspirasinya.
Dalam interaksi kita dengan orang-orang di sekeliling kita, utamanya yang memiliki ikatan emosional tertentu (saudara, pasangan hidup, kekasih, mantan, sahabat, dsb), komunikasi yang terjalin mungkin lebih dekat & lebih terbuka.
Akan tetapi yang seringkali terjadi tanpa disadari, justru komunikasi tersebut menjadi bias (menyimpang) dari isi hati kita sendiri. Mempercayai orang terdekat, lalu menuntutnya berkata jujur, adalah salah satu hambatan yang menciptakan gap (baca: kekurang-terus-terangan).

Setiap kita mempunyai suara hati (inner voice). Sayangnya suara hati itu jarang didengarkan. Orang lebih suka menuntut pengakuan orang lain (orang dekatnya) ketimbang mendengarkan bisikan kalbunya sendiri. Hingga alih-alih mendengarkan kejernihan suara hati sendiri, orang cenderung mempercayai ketidak-terus-terangan yang didengarnya. Ia lebih suka mendengarkan yang ingin ia dengar daripada menajamkan hati pada suaranya sendiri. Ini yang saya sebut 'suara nafsu'.
Ia marah & menolak suara hatinya, ia lebih suka memaksakan pengakuan yang terpaksa diberikan orang secara tidak benar karena terdesak oleh paksaan-paksaan yang memojokkan, menakutkan. Padahal tindakan memaksa itu sesungguhnya sudah tergolong tindak kekerasan.

Kecenderungan itu menjadikan ketidak-bahagiaan makin tajam. "Faking behavior" yang ditampilkan makin kuat. Akhirnya somatisasi menjadi habit/kebiasaan, demi mendapatkan perhatian khusus & belas kasihan. Perilaku seperti ini mempengaruhi lingkungan, terutama orang-orang terdekat. Menjadi virus yang menjangkiti banyak orang tanpa mereka sadari. Indikatornya, toleransi makin kuat dari pihak-pihak yang tidak mengerti, yang melihatnya seolah-olah benar adanya. Benar-benar tidak sadar. Mungkin jika diingatkan pun cenderung akan berlaku sama: marah, menolak, menyerang. Perilaku yang muncul akhirnya cenderung seragam. Lingkungan tersebut menjadi kian eksklusif, bisa dalam volumenya yang tetap, namun bisa juga berkembang mempengaruhi lingkaran di lapis keduanya, yang tanpa sadar masuk ke dalam situasi.

Inilah yang kemudian perlu diatasi dengan intervensi psikososial, terlebih apabila berpotensi merusak tatanan sosial dalam suatu lingkungan. Layanan publik merupakan salah satu lingkungan sosial yang tidak boleh dijangkiti pengrusakan tatanan psikososial semacam itu. Kredibilitasnya pasti menurun.

Semua ini artinya, kerusakan tatanan sosial masyarakat dimulai dari individu-individu yang ada di dalamnya. Lingkaran pengaruh antar individu, & individu dengan organisasi, faktor penting & krusial untuk terus dimonitor. Akibat 'suara hati' dipermainkan oleh 'suara nafsu' yang semua ada di dalam dirinya sendiri, individu menjadi anti-sosial (egosentris).

Demikian. Begitu saja dulu coretan akhir pekan saya. Sembari menyelesaikan pembangunan monumen, saya intermezzo dengan mencoret-coret di rumah saya sendiri. Silakan menikmati apa adanya. Semoga bermanfaat. *wink*
•••
®egards,
Rinny Soegiyoharto
«
«

Wednesday, September 19, 2012

#153 - Ada Masa Ada Musim

by Rinny Soegiyoharto @RinnyLaPrincesa

Saat ini kutipan "segala sesuatu indah pada waktunya" menjadi marak dan dipakai umum. Mewujud sebagai suatu frasa motivasi bagi banyak orang, sebab ada janji dan harapan dalam kalimat tersebut, yang (setidaknya) memberikan makna sabar, menerima, ikhlas, damai dan sukacita.
Sejak perjalanan panjang katekisasi selama dua tahun (1985-1987), hingga peneguhan sidi pada 1987, kutipan dari Pengkhotbah 3:11 tersebut saya golongkan sebagai favorit. Bahkan kemudian saya kutip sebagai motto di karya tugas akhir Psikologi saya, digandengkan dengan ayat pertamanya.

Selengkapnya saya kutip ulang sebagai berikut:
"1) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
11) IA membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."
(Pengkhotbah 3 : 1, 11)
Dalam Alkitab, ayat-ayat tersebut terangkum pada perikop yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) diberi judul: Untuk segala sesuatu ada waktunya (Pengkhotbah 3:1-15).

Saya suka kutipan tersebut dengan beberapa alasan subjektif. Dapat saya ungkapkan di sini,
Pertama,
Tentu saja mengantarkan "rasa tenteram", bahwa kesulitan tak 'kan selamanya bertahan dalam hidup, sebab kesenangan dan kemudahan akan menggantikannya. Bahwa akan ada pelangi sehabis hujan; ada sukacita menggantikan dukacita; ada bahagia setelah masa kemuraman.

Kedua,
Saya sebagai manusia tidak bertanggung jawab sendirian terhadap segala hal yang terjadi dalam kehidupan saya. Karena ada janji yang disampaikan mengenai "segala sesuatu ada waktunya". Berarti sudah ada Yang Mengatur, & itu bukan saya. Jadi karena saya hanya manusia, tidak mungkin saya yang mengatur waktu-waktu untuk segala sesuatu, maka tanggung jawab itu dipikul oleh Yang Mengatur.

Ketiga,
Bahkan lebih ditegaskan lagi, "manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir", yang berarti saya sebagai manusia punya tempat untuk menyandarkan diri (alih-alih berharap & bisa menyalahkan pihak lain). Sebab sebagai hanya manusia, saya tidak punya pengertian yang tinggi untuk memahami proses rencana Allah, bahkan dari awal sampai akhir.

Keempat,
Ketika saya mendekati momen yang memberikan rasa senang, rasa puas, bahagia, lega, sukacita, itu semua merupakan bagian dari rencana Allah. Sudah hak saya untuk menerima dan mengalaminya, juga hak saya untuk menanti-nanti masa itu sebagaimana telah dijanjikan.

Masih ada beberapa alasan lain yang bunyinya mirip-mirip dengan keempat hal tersebut.
Lihat! Saya (tidak menyebut Anda, silakan direnungkan sendiri) sebagai manusia ternyata diliputi ide-ide pementingan diri, bukan?
Dalam psikologi, gejala tersebut dibahaskan manusia sangat cenderung mendekati, mencari, berjuang, menggapai, meraih, bahkan merebut, apa yang disebut "pleasure".
Manusia suka pada hal-hal yang berasosiasi dengan kesenangan, perasaan-perasaan 'enak', situasi-situasi menguntungkan bagi dirinya. Itu pula sebabnya 'berpikir positif' sebagai jembatan meraih berbagai kesenangan hidup menjadi favorit semua orang, meskipun kebanyakan sebatas jargon, kata motivasi belaka.

Lalu saya tanya pada diri saya, apakah pada saat saya sedang merasa gembira (dalam ukuran duniawi) pernahkah saya ingin kondisi itu berubah? Mana ada orang yang mau? Padahal kalau merujuk pada janji dalam kutipan tersebut di awal tulisan ini, "indah pada waktunya" itu tidak menjabarkan atau tidak mengejawantahkan atau tidak diasosiasikan dengan kondisi nyaman, bahagia, senang, dan sebagainya.

Indah, itu kata yang baik, yang berkonotasi positif, yang seakan-akan selalu memuat kisah menyenangkan dari suatu situasi.
Coba sekarang saya mau berpikir yang agak 'nyeleneh' dari pemahaman arus utama mengenai 'indah'. Misalnya, 'indah' saya ganti dengan kata 'sesuai'. Jadi kalimat pendek kutipan tersebut menjadi: "segala sesuatu sesuai pada waktunya".
Hhhhmmmm... Kutipan tersebut berubah makna. Rasanya penekanan pada janji & harapan jadi agak berkurang. Mungkin malah tidak menarik lagi untuk sering dikutip.

Padahal tidak! Sesungguhnya kalau kita...eh saya mau memahami secara mendalam seluruh isi perikop tempat kutipan itu dicuplik, memang tidak ada janji-janji surga tentang rasa senang, bahagia, untung, menang, apalagi eforia. Jelas yang dikatakan bahwa segala sesuatu sudah diatur seturut dengan waktu dan masanya. Tidak lebih dan tidak kurang! Segala sesuatu ada waktunya, ada masanya, ada musimnya.
Apapun situasi dan kondisinya, segala sesuatu sudah pada masa yang sesuai, yang tepat, yang tidak salah.
Faktor-faktor apa saja yang kita masing-masing hadapi dalam suatu waktu, suatu masa, suatu musim, itu semua sudah pas.
Bahkan ketika kita harus berjuang keras untuk memperoleh situasi damai, aman, tenteram, sejahtera, itu juga pas.

Dan semua itu pun pasti berlalu! Karena segala sesuatu indah (tepat) pada waktunya.
Masa ketika saya berada dalam musim-musim diskusi yang merangsang 'analytical thinking' saya dahulu, mungkin masih bisa bermusim lagi, ketika faktor-faktor yang membangunnya tersedia, sesuai, tepat, dan ada. Meski saya inginkan hal itu ada saat ini, tapi yang tepat dan pas untuk terjadi sekarang pasti tak 'kan persis seperti dahulu.
Yang dahulu sudah berlalu, yang sekarang sedang berlangsung, yang akan datang belum terbayang.

Demikianlah. "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Dan ini pun akan berlalu. And this too will pass.

Apakah yang tidak akan berlalu? Kasih yang 'agape'! Jika aku dan kau memiliki serta memeliharanya di dalam kehidupan kita.
Dunia ini akan lenyap, namun KASIH tinggal tetap. Tuhan memberkati.

Rinny Soegiyoharto
19 September 2012
*aku menulis maka aku ada*
•••
®egards,
Rinny Soegiyoharto
«
«

Posts Archive


PEREMPUAN = SRIKANDI ?

Kenapa PEREMPUAN PEJUANG sering disebut SRIKANDI.
APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?
Kutelusuri WIKIPEDIA, kutemukan entri SRIKANDI ini

Srikandi (Sanskerta: Śikhaṇḍī) atau Sikandin adalah salah satu putera Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata vrsi India.
Arti nama
Dalam bahasa Sanskerta, Srikandi dieja Śikhaṇḍin, bentuk feminimnya adalah Śikhaṇḍinī. Secara harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".
Srikandi dalam Mahabharata
Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi.
Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa.
Perang di Kurukshetra
Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang wanita", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.
Srikandi dalam Pewayangan Jawa
Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.
Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang mati terbunuh oleh Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

JADI, APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?

*********

PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN
Rinny Soegiyoharto (catatan tak selesai pada april 2006)

Ragam aktivitas ke-Kartini-an sebagai simbol emansipasi kaum perempuan seperti sebuah rutinitas lebih bergaung pada bulan April mendekati hari keduapuluhsatu. Ditandai aneka lomba dan berbagai atribut keperempuanan yang adakalanya malah tampak sekadar wujud lahiriah dan kasat mata. Sebut saja lomba berkebaya, lomba masak, lomba pasang dasi, lomba merias wajah, dan sebagainya.

*** *** *** *** ***

-DRAFT--Wanita. Meski berpadan dengan perempuan, namun kata dasar “empu” pada perempuan terasa lebih nyaman dan membanggakan, oleh sebab itu saya suka menggunakan kata “perempuan”, termasuk dalam menamai blog saya.-
Perempuan, sadar soal pentingnya pendidikan terhadap anak-anak, karena di "dalam" perempuan terdapat beban psikologis memperjuangkan dirinya sendiri, terus-menerus. Utamanya dalam hal pendidikan (sudah diterobos Kartini). Guru TK-SD bahkan SMP kebanyakan perempuan. Bapak-bapak lebih banyak muncul dan berperan pada tingkat pendidikan lanjutan atas (SMA), dimana pendidikan dasar telah ditanamkan lebih dahulu oleh ibu-ibu guru. Mengapa? Sekali lagi karena perempuan secara lahiriah dan kodrati justru memikul tanggung jawab pendidikan itu sendiri yang dimulai pada dirinya sendiri. Maka, bapak-bapak guru lebih kepada transfer of knowledge, ketimbang hal-hal mendasar yang lebih berhubungan dengan pembangunan karakter, penanaman proses belajar dan pengertian-pengertian dasar untuk dan selama manusia menempuh proses pendidikan.- Pendidikan: mencakup attitude/sikap, yakni kognitif, afektif dan perilaku. Pengembangan kepribadian, pembiasaan good character, kesadaran dan tanggung jawab akan masa depan pribadi/diri sendiri yang mempengaruhi masa depan keluarga dan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dan negara, dll.- Bukan diskriminasi yang mengarah pada gerakan feminisme.- Perbedaan sesuatu yang dirayakan bersama sebagai unsur2 yg saling bersinergi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bersama: orangtua, pendidik, bangsa dan negara.- Berkaitan erat dengan UU Anti-KDRT. Jika perempuan terus ditindas, bahkan di dalam rumah tangganya sendiri, bagaimana mungkin perempuan dapat bertugas/ berkiprah/ bertindak optimal untuk mendidik anak-anak, baik anak sendiri maupun anak-anak didik apabila ia seorang guru? Kendati lagi, waktu terus merambah, persaingan global semakin cepat dan menantang, anak tidak berhenti tumbuh dan berkembang, suatu waktu akan tiba ketika anak mulai lebih banyak mencurahkan porsi proses pendidikannya pada pemenuhan kognitif, belajar ilmu2 tinggi, yg bisa jadi sebagian besar diberikan oleh laki-laki, bapak2 yg menitikberatkan pada perkembangan kognitif.- Perempuan & laki2 lebih kepada pembagian peran, baik dalam pendidikan di dalam rumah tangga, maupun pendidikan secara luas, formal & informal. Karena baik dari segi struktur fisiologis dan psikologis serta kultural dan sejarah di dalam masyarakat kita, telah membentuk sebuah perbedaan laki2 dan perempuan, yang harus kita rayakan bersama-sama membentuk manusia-manusia berkualitas dlm diri anak2 kita sebagai proses pendidikan menuju masa depan cerah mengikuti kecerahan janji bangsa ini. Amin.-

Pendidikan dimulai dari rumah. Peran ibu sebagai objek kelekatan anak yang pertama terhadap proses pendidikan anak tentulah tidak kecil. Sebagai perempuan, tentunya ibu harus tidak hanya memberikan pelajaran, namun pendidikan kasih sayang, penanaman afeksi, unsur penting bagi rasa nyaman dan aman bagi anak, karena merasa dicintai. Bagaimana mungkin ibu dapat menanam benih cinta pada anak apabila dia sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga.***