Diskusi Publik Pemberdayaan Kaum Muda Perempuan
Ririn Aprilia | Jum'at, 12 Oktober 2012, 00:02 WIB
VIVAlife – Anak perempuan memiliki potensi untuk berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Karenanya, mereka harus diberi akses untuk mendapatkan hak-haknya.
Bertepatan dengan perayaan hari anak perempuan internasional yang jatuh pada hari ini Kamis 12 Oktober, Plan Indonesia salah satu organisasi pengembangan masyarakat dan kemanusiaan internasional yang berpusat pada kesejahteraan anak mengeluarkan data sebanyak 66 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak terakses pendidikan dasar dan lanjutan.
Bahkan sebanyak 150 juta anak perempuan di bawah usia 18 tahun di berbagai belahan dunia, pernah mengalami bentuk kekerasan, termasuk pemerkosaan atau kejahatan seksual lainnya. Dan setiap tahun, 10 juta anak perempuan terpaksa atau dipaksa menikah.
"PBB telah mendeklarasikan bahwa hari anak perempuan internasional dirayakan setiap tanggal 11 Oktober. Peringatan yang untuk pertama kalinya dirayakan oleh komunitas internasional ini, perlu dijadikan momentum untuk memperluas akses perempuan di berbagai bidang, terutama pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan perlindungan," kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus saat peluncuran kampanye Because I Am A Girl (BIAAG) di Jakarta, Kamis 11 Oktober 2012.
BIAAG merupakan kampanye global Plan, yang bertujuan untuk memberdayakan kaum perempuan di seluruh dunia.
Menurut La Raus, sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan anak, Plan memiliki perhatian sangat besar dalam upaya pemberdayaan kaum muda perempuan. Di Indonesia, BIAAG diimplementasikan melalui program pemberdayaan ekonomi kaum muda, program advokasi, pendidikan, dan penelitian tentang pernikahan dini, serta kampanye pemberdayaan dan partisipasi anak perempuan melalui kegiatan sepakbola.
"Khusus untuk pemberdayaan kaum muda perempuan, kami sudah memulainya di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara," kata La Raus.
"Di Indonesia, 33,5 persen anak usia 13 – 18 tahun pernah menikah, dan rata-rata mereka menikah di usia 16,15 tahun. Dari angka itu, hanya 5,6 persen anak menikah dini yang masih melanjutkan sekolah. Sebagian besar mereka tidak siap memasuki dunia kerja, dan sangat minim pengalaman untuk berusaha," jelasnya.
Sementara itu menurut Kepala Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono, salah satu alternatif untuk memperluas kesempatan kerja bagi kaum muda adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan kerja dan mengembangkan usaha mikro.
"Sejak tahun lalu, Plan Indonesia membantu pemerintah memperluas akses permodalan usaha mikro serta kesempatan kerja bagi 13 ribu lebih kaum muda di Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Dari jumlah itu, 80 persennya adalah perempuan," jelasnya.
Plan Indonesia bekerja sama dengan Bappenas dan sejumlah pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan usaha mikro dan pendidikan pengelolaan keuangan, dengan target membuka lapangan kerja bagi kaum muda, terutama perempuan.
Mereka diberikan pilihan untuk menjadi pekerja atau wirausaha. Bagi yang memilih memasuki dunia kerja, Plan memfasilitasi training persiapan ke dunia kerja dan pelatihan teknik kejuruan. Sedangkan untuk yang memilih menjadi wirausahawan, diberikan pelatihan kewirausahaan serta akses jasa keuangan mikro.
---hasil-copas---
"Selamat Hari Anak Perempuan Internasional"
Love you Gals. Go go go Gals!
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
No comments:
Post a Comment