Tuesday, December 17, 2013

#207 - Brief Anthology Today

"The Lord never too late, as well as never too hectic. God always deliver the best on the right time."
~ RATTORI ~

"Welcome To Third Years Anniversary of Us. Well Begun is Half Done."
~ AYBUN ALEO~

"Life without love is like a tree without blossoms or fruit."
"Love has no other desire but to fulfill itself. To melt and be like a running brook that sings its melody to the night. To wake at dawn with a winged heart and give thanks for another day of loving"
~ KAHLIL GIBRAN ~

sincerelly yours,
rinny soegiyoharto
081380952248

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, October 4, 2013

#206 - KIROM: Maukah Kamu Jadi Kekasihku?

*Maukah Kamu Jadi Kekasihku?*

KIsah & ROMantika (KIROM) -alih-alih CERBUNG (cerita bersambung)-.
Penulis: LaPrincesa

Elegi#1: Pernyataan

Peranti yang orang-orang bilang pintar ini, tidak cukup pintar ketika aku mulai bosan menjelajah aplikasi terpilih.
Puluhan lagu dan musik berbagai genre yang telah terunduh, seolah-olah bergaung sendirian dari gramapon tua. Mulai terdengar usang dan sumbang. Lagu-lagu, irama musik, lirik, bahkan melodinya, hanya menghadirkan nuansa sendu yang tak lagi mampu membuai sukma.

Penat. Tinggal olahan media sosial yang masih cukup cerdas membantu koneksiku dengan beberapa jaringan. Sengaja kujaga. Meski sebagian besar bahkan hanya pekerjaan rutin.

Ketika mataku tertumbuk profil sesosok kenalan lama yang tak terlalu jelas. Sepintas ingatan-ingatan kabur mengawang, dengan sedikit usaha kucoba memutar ulang film lama dari penggalan hidupku. Samar-samar. Lalu kuabaikan, dan dengan keengganan beralih pada rutinitas. Fokus dan konsentrasi. Waktuku pun bergulir.

Saat tak terduga, peranti pintar menampilkan pesan singkat dari seseorang. Pesan biasa. Kujawab dengan cara yang biasa juga.
Hingga...
Pesan demi pesan yang tak lagi singkat, masuk dan terkirim.
Hal-hal umum, kisah lalu, kisah pedih, kisah kocak, canda-canda, juga ekspresi-ekspresi yang diwakili emotikon pun bergulir.
Kali ini sangat lancar, dan terus-menerus.

Peranti pintarku tergenggam tiada lepas. Kerinduan berlontar kisah mulai terbangun. Kecuali satu hal yang tak pernah disinggung. Saat-saat awal penuh emosi, keasyikan, kedekatan, keterikatan yang mulai menguat, tak mampu berbuat apa-apa pada kalbu kami; aku dan dia. Tiada satu pun pada dua hati yang bergegas memerintah jari untuk menyampaikan suatu informasi. Keterikatan itu terbangun, sekaligus membangun kekhawatiran akan kehilangannya.
Tidak hanya pesan tulisan. Obrolan verbal yang bersahut, masih tetap menjaga suasana.

Sampai...
Suatu saat ia menulis,
"Sudah punya pacar?"
Kujawab,
"Belum."
Ia melanjutkan, dan seterusnya,
"Kenapa? Masih teringat yang dulu?"
"Tidak juga. Belum saja."
---banyak obrolan setelahnya---

Lalu...
Seolah-olah aku mendengar suaranya yang lirih, sarat emosi, kendati yang kutatap pada layar peranti adalah kata-kata ketikannya,
"Maukah kamu jadi kekasihku?"
Aku menghela nafas berat. Sungguh berat. Karena emosi dan pikiran berkecamuk dalam monolog demi monolog.
Agak lama, waktu berlalu seiring detak jam dinding berdentang nyaring, meski tak ada satu pun jam tergantung pada sisi-sisi dinding ruangan itu.

Lampu kecil berkedip mengiringi panggilan. Layar itu bertambah baris,
"PING!"
Ah! Ia tak sabar menanti bungkamku.
Tapi hatiku pun tak sabar memerintahkan huruf-huruf tertulis di baris terbawah. Hanya tiga huruf,
"Iya."

End of Elegi#1
For next Elegi#2: Pengakuan


sincerelly yours,
rinny soegiyoharto

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, August 22, 2013

#205 - Aku Mengasuh Aku

(Rinny Soegiyoharto)

Aku telah mengasuh aku
Segalanya tertulis
Pada lembar-lembar hari

Aku belum berjiwa
Hanya nanar tatapan mencoba
Memindai remah-remah sukma

Aku memunguti serpihan raga
Menyambungkannya satu per satu
Dengan perekat butir nasi dingin

Aku tidak melihat jiwa
Dalam kolase serpihan raga
Yang hampir utuh seluruh

Aku juga tidak meraba roh
Pada bayang-bayang raga
Yang bergerak dihembus halimun

Aku tidak kehilangan
Meski tak melihat jiwa
Meski tak meraba roh

Karena tidak dibentuk
Tentu tidak ada, tidak pernah
Tidak ada kehilangan

Aku telah mengasuh aku
Kupintal gumpalan rasa
Kutenun helaian pikir

Untuk suatu akhir...
Aku telah mengasuh aku
Demi memutuskan rantai
Dan
Aku tetap mengasuh aku

20/08/13 to 21/08/13
-rs-

Notes:
Thank you very much for all whose appreciated this poem on Facebook.
Be blessed dear all.

sincerelly yours,
rinny soegiyoharto

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, August 12, 2013

#204 - Tentang Teori (Ulasan Awal)

Rinny Soegiyoharto

Mengapa ada begitu banyak teori?
Satu sempalan kecil bidang ilmu saja memiliki bergudang-gudang teori mengenai konsentrasinya. Satu teori dikembangkan dari teori sebelumnya, ataupun mengkontras alih-alih mematahkan teori yang sudah pernah ada.
Begitu seterusnya.
Sehingga ketika orang-orang berdiskusi, bahkan berdebat, dengan pijakan teori yang berbeda, maka hasilnya pun tak jauh-jauh dari saling bertahan, saling melawan, demikian pula saling kompromi. Saat terjadi konsolidasi, mungkin banyak kompromi di sana, tetapi juga tak sedikit yang menuai ke-tidak-puasan.

Suatu teori tidak 'ujug-ujug' ada dan kemudian menjelaskan fenomena-fenomena. Justru teori merupakan rangkuman (ilmiah ataupun tidak, tergantung sudut pandang dan format yang disepakati) dari fenomena-fenomena yang terjadi dan diteliti dengan berbagai metode.
Teori dapat menjadi sebuah 'hukum' apabila kondisi itu absolut, misalnya saja Hukum Kekekalan Energi.
Kebanyakan teori hanya menjelaskan sebagian dari fenomena yang utuh, hingga teori-teori dapat saling membangun untuk menjelaskan suatu fenomena. Termasuk teori mengenai perilaku yang merupakan ranah Psikologi.

Ini hanya pendapat saya saja, dalam rangka mempelajari berbagai teori yang ada sebagai rujukan terhadap fenomena perilaku manusia yang makin berkembang seiring perkembangan budaya, adab dan zaman.

Akan tetapi, saya meyakini suatu teori yang menjadi hukum paling dasar menurut saya.
Ada tertulis, "Yang sekarang ada dahulu sudah ada, dan yang akan datang pun sekarang sudah ada."
Itulah Alfa dan Omega. Suatu proses transformasi yang sangat transendental. Melibatkan Spirit (Roh), Soul (Jiwa-Rasa), Mind (Mental-Pikiran) dan Body (Tubuh).

Sampai di sini dulu.

-RS-082013

sincerelly yours,
rinny soegiyoharto

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, August 10, 2013

#203 - Kata-kata

Rinny Soegiyoharto

Saat ini, semua hal "diperkata-katakan", baik dengan bahasa verbal, bahasa simbol, bahasa gambar, bahasa angka, dan sebagainya.
Berbagai 'gadget', media visual, media maya, media sosial, atau apapun itu mengakomodasi kata-kata verbal, simbol, gambar, dan sebagainya tadi.

Dari sana muncul perilaku-perilaku baru yang tentu saja didorong oleh intensi dan sikap. Banyak kata-kata yang disukai dan kemudian diulang-ulang atau diduplikasi hingga tak terhitung banyaknya. Suka atau menyukai itu merupakan unjuk sikap. Akan tetapi intensi atau niat tentu saja beragam. Selain individual dan primordialis, juga kontekstual.
Bagi yang peka mengamati perilaku melalui kata-kata dengan berbagai implementasinya, tentu mampu menangkap intensi. Pada gilirannya semakin memperkaya kesimpulan-kesimpulan objektif.

Studi yang menarik, terutama dalam menguji hipotesis-hipotesis terkait suatu mahzab yang kini makin di-empirik-kan. Antara lain mengenai keutamaan suara hati. Tentang kadar 'pelibatan rasa' manusia dengan kata-kata yang digulirkannya. Perasaan yang diwakili oleh pilihan-pilihan kata, baik yang disampaikan melalui pikiran sendiri maupun mengulang dari yang lain.

Tampaknya topik ini bisa diangkat dalam diskusi ilmiah.

*Persiapan materi*

Kutipan:
"Sebuah cermin akan selalu memantulkan benda yang ada di hadapannya, bukan di belakangnya".

sincerelly yours,
rinny soegiyoharto

Powered by Telkomsel BlackBerry®

#202 - DARI KARTU UCAPAN, MAAF DAN LEBARAN

Penulis: Rinny Soegiyoharto

Dulu, kartu-kartu ucapan banyak diburu jelang Hari Raya, atau dikreasi sendiri dengan sentuhan pribadi dan kesan khusus bagi setiap penerimanya.
Termasuk saya, bergairah ketika hari raya hampir tiba, mencari dan menemukan ide-ide untuk kartu ucapan.
Saat usia belum mencapai kematangan intelektual secara penuh (baca: masa kanak-kanak), tulisan dalam kartu-kartu sebagian besar atau seluruhnya masih menyalin isi pesan yang sudah ada. Meniru dari kartu-kartu yang dijual pada umumnya.

Hari raya Idul Fitri memiliki makna tersendiri bagi saya yang ketika itu (puluhan tahun lalu) menetap di Pulau Sulawesi bersama orangtua dan adik-adik. Kami keluarga Kristiani, namun setiap Idul Fitri juga merayakannya dengan cara yang spesial. Tentu saja termasuk menyiapkan kartu-kartu ucapan dan bingkisan hari raya. Aktivitas lainnya adalah mempersiapkan menu hidangan lazimnya Idul Fitri di daerah itu dan berkunjung ke rumah kerabat seharian, sampai perut penuh sesak dengan berbagai hidangan yang disajikan di setiap rumah.

Ucapan salam dan lisan yang paling sering disampaikan dan disambut adalah: Selamat Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faizin.
Jarang sekali ada kata-kata: maaf lahir batin, kecuali yang tertulis di kartu.
Namun 'maaf-maaf-an'nya tampil langsung dalam perilaku. Menyatu sebagai suatu konteks hidup bermasyarakat (Hablu Minannas) dan ejawantah ibadah pengucapan syukur kepada Tuhan (Hablu Minallah) dalam suasana cair sejati kembali ke fitrah (Idul Fitri).
Saling melayani, berbagi cerita, makan bersama, tertawa, gembira, saling membantu, barter makanan dan bingkisan, dan sebagainya, setelah umat Muslim melaksanakan Shalat Ied.
Memberi kesan bahwa semua lebur dalam suasana. Tiada perselisihan, tiada kesumat, tiada ganjalan rasa, pokoknya tiada penghalang dalam bersilaturahmi.

Belakangan baru saya ketahui makna sesungguhnya dari "Minal Aidin wal Faizin", yakni Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan. Atau selengkapnya ditulis/diucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Taqabbalahu Ya Karim, Minal Aidin wal Faizin. Semoga Allah menerima (ibadah) kita, serta melimpahkan berkah dan kasih sayang.
Aamiin.

Suatu ketika saya menemukan tulisan pada kartu ucapan yang belum pernah saya temukan sebelumnya. Isi pesan yang sederhana tapi waktu itu asing bagi saya, yakni: Selamat LEBARAN.
Orang Sulawesi (saat itu) tidak pernah menyebut Hari Raya Idul Fitri dengan Lebaran.
Jadi, apa makna LEBARAN terkait dengan Hari Raya Idul Fitri?
Dari berbagai sumber, saya mendapatkan sedikit penjelasan.

Ternyata, konon 'Lebaran' ditelusuri berasal dari kata 'Lubaran' dalam Bahasa Sunda, yang artinya 'bebas' atau 'terbebas'. Setelah berpuasa selama satu bulan penuh (Ramadhan) umat terbebas dari peperangan melawan hawa nafsu, kembali ke fitrah seperti bayi yang baru lahir.
Makna lainnya dari 'Lebaran', berasal dari Bahasa Jawa, yakni kata 'Lebar' dan mendapat akhiran '-an', yang berati 'selesai', atau sudah selesai. Purna sudah rangkaian ibadah di bulan suci, berpuasa lahir dan batin, mengendalikan diri dari berbagai godaan. Berakhirnya masa puasa menandai transformasi lahir batin manusia sehingga kembali fitrah.

Tibalah hari kemenangan, hari yang fitrah, dosa-dosa terhapuskan, salah dan khilaf dimaafkan.
Dalam hal ini, saya mohon dimaafkan apabila yang saya tulis dari atas, khususnya bagian-bagian berkenaan dengan ajaran dan atau akidah, terdapat kekeliruan. Saya menuliskan karena saya sungguh menghormati lebaran, mengagumi proses peperangan yang dijalankan dan kemenangan yang terjadi. Itu sebabnya saya mempelajari dan menghayati makna yang luar biasa ini.
Sebagai umat Kristiani, saya haturkan ucapan tulus dari hati yang paling dalam, dengan cinta, dalam damai sejahtera dan dengan sukacita. Betapa indah kehidupan kita semua di negeri yang ber-bhinneka tunggal ika ini.

Mohon maaf lahir dan batin,
Terimalah juga maaf dari saya,
Minal Aidin wal Faizin,

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriyah.

Teriring salam dan doa,
Tuhan memberkati kita semua..

-RS-Ponde090813

sincerelly yours,
rinny soegiyoharto

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, August 8, 2013

#201 - TANGGA

::TANGGA::

-A Poem by Rinny Soegiyoharto-

Tangga itu terlalu terjal,
Ia tidak bersandar pada
sesuatu yang tegak lurus,
Ia sendiri tegak lurus,
Berayun-ayun meski angin sepoi,
Anak-anaknya sebagian rapuh,
Yang kuat kokoh sangat berjarak,
Jarak yang tak dekat,
Tak dekat maka harus melompat,

Tangga itu terlalu terjal,
Ia panjang tak berujung,
Berujung mungkin, tapi tak tampak,
Hanya ada silau teramat sangat,
Membutakan penglihatan,
Meruntuhkan airmata,
Tapi ada hangat menjalar,
Hangatnya harapan dan keyakinan,
Bak bubur hangat bergaram,
Menjalari rongga dingin pengap,

Tangga itu terlalu terjal,
Terlihat lurus tanpa kelok,
Hanya anak-anaknya yang rapuh,
Sebagian yang kokoh tak ternyana dimana,
Mungkin ada ilmu yang menerangkannya,
Mungkin ada teknologi pencarinya,
Mungkin ada petunjuk-petunjuk di tiap ruasnya,
Tapi, yang paling tedas hanyalah...
Naluri dan HatiNurani...

"Dengarlah swara hati, taat intuisi...
Tangga terjal tetaplah tangga,
Ia memiliki ujung,
Itulah Harapan,"

-RS-
Aug,8,2013,1300

Special thanks for..
•yang telah membaca dan menanggapi dengan sepenuh hati sebelum di-publish ke media sosial,
-Nana Hartoyo Dipahadiwijaya, sang sehati-sejiwa
•yang telah meng-apresiasi segera,
-Aditya Wardana Robertus, sobat alumni kuliah Psi-UGM
-Wahyu Hardaya, sobat KKA-UGM
-Siwi Dwi Saputro, perempuan penulis yang produktif, penyair, yang juga dokter
-Yanti Depe, sobat diskusi, sejawat alumni dan principal the most inclusion school in Indonesia
-Anna Veliyanti, sobat SD puluhan tahun lalu yang tetap setia
-Dharma Santika Putra, penulis senior, penyair kawakan, kolumnis sepanjang zaman...(Bangga saya :-))



best regards,
Rinny Soegiyoharto
rinny.soegiyoharto@gmail.com
rinnynnc@yahoo.com
http://facebook.com/rinny.soegiyoharto
• @RinnyLaPrincesa

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, July 20, 2013

#200 - Jujur vs Bohong

Oleh: Rinny Soegiyoharto
@ http://nnc-consultant.blogspot.com/

Ada peristiwa-peristiwa yang dialami anak-anak, tanpa disadari orangtua, menjadi bibit pada anak untuk mulai berbohong.
Awalnya, karena rasa ketakutan dimarahi orangtua ketika ia/mereka telah melakukan suatu kesalahan.
Kenapa anak takut pada saat berbuat kesalahan? Kenapa anak tidak terbuka mengakui kesalahannya? Apa yang ditakuti?

Menurut studi, kemarahan dan hukuman dari orangtua yang menjadi faktor pemicu utama anak-anak takut mengakui kesalahan yang telah dilakukan, sengaja ataupun tidak.
Sudut pandang Psikologi Perilakuan (Behavioral Psychology) mengatakan bahwa manusia cenderung menghindari hukuman (punishment) dan mendekati hadiah/penguatan (reward/ positive reinforcement).
Seorang anak akan menampilkan perilaku yang membuatnya mendapatkan hadiah ataupun pujian. Sebaliknya, ia akan sebisa mungkin menghindari hukuman.

Suatu ketika, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, sebut saja Ali, bermain bola dengan teman-teman sebayanya. Tanpa sengaja ia telah merusakkan bola kulit temannya yang mereka pergunakan. Sang teman menangis karena takut nanti akan dimarahi orangtua pada saat pulang ke rumah membawa bola pemberian orangtua dalam keadaan rusak. Pada waktu ayahnya membelikan bola itu telah disertai pesan agar bola dirawat dengan baik, jangan sampai rusak karena harganya mahal.

Ali lebih ketakutan lagi karena sang teman meminta ia mengganti bola yang rusak itu. Bagaimana mungkin aku bisa menggantinya? Uang dari mana untuk membeli bola pengganti? Pikir Ali. Meminta kepada orangtua dengan mengatakan bahwa bola itu untuk mengganti bola temannya yang rusak, tentu saja mustahil. Ia pasti akan dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya. Pertama, karena dianggap teledor, tidak hati-hati hingga terjadi kerusakan itu. Kedua, membelikan bola untuknya saja orangtua keberatan, apalagi mengganti bola orang lain. Orangtua Ali tidak ingin anaknya bermain bola di luar rumah tanpa pengawasan. Berarti kesalahan ketiga, Ali telah melanggar larangan orangtuanya untuk tidak bermain bola tanpa pengawasan.

Akhirnya Ali dan temannya sepakat, sang teman akan mengatakan kepada orangtuanya bahwa bola itu masih ada dalam keadaan baik. Nanti dibawa pulang dalam kantong plastik hingga kerusakannya tidak terlihat. Sementara itu Ali mengatakan kepada temannya bahwa keadaan itu tidak lama, sampai nanti Ali mengganti bola yang rusak itu dengan bola baru.

Pada saat musim pembayaran uang sekolah, seperti biasa orangtua menitipkan uang bulanan di dalam amplop itu kepada Ali untuk disampaikan ke sekolahnya. Uang itu dipakai Ali membeli bola baru untuk temannya.
Sudah dapat ditebak, apa yang terjadi kemudian pada Ali.
Orangtua makin menerapkan hukuman. Ali tidak punya kesempatan untuk menceritakan kesalahannya dan memperbaiki, selain rasa bersalah sekaligus rasa terhukum yang teramat sangat.
Inilah tekanan (stress) yang luar biasa untuk Ali. Kondisi yang mengajarkannya untuk bertahan dengan menciptakan kebohongan lagi.
Anak-anak seusia itu sudah mampu berbohong dan bahkan merencanakan hal-hal yang sifatnya tidak jujur. Bagaimana nanti ketika usianya bertambah? Ketika aspek-aspek kemampuan intelektualnya makin kompleks dan berkembang? Kebiasaan berbohong yang sudah (terpaksa) terlatih sejak kanak-kanak akan makin besar eksesnya. Bahkan disertai strategi yang matang hingga tanpa disadari makin merugikan banyak orang. Bahkan mungkin merugikan kelompok yang besar, seperti negara.

Ada banyak peristiwa yang tak pernah disadari orangtua, telah menjadi benih kemampuan anak untuk berbohong. Bahkan orangtua sendiri menjadi contoh langsung yang sangat mudah ditiru anak-anak.
Misalnya, saat menyuruh anak mengatakan pada tamu yang kurang dikenan bahwa orangtua sedang tidak ada di rumah. Atau ketika anak mengangkat telepon yang berdering, dari orang yang ingin berbicara dengan orangtuanya, namun ia diminta untuk menyampaikan orangtua sedang pergi, atau sedang tidur.

LESSON LEARNED:
• Izinkan anak berbuat salah dan mengakui kesalahannya. Hingga ia tahu cara memperbaiki kesalahan dan tidak merasa terbeban.
• Berbicaralah dengan anak sesering mungkin dengan memperlihatkan bahwa segala sesuatu ada jalan keluar. Berbicaralah.
• Berlakukan penerapan "reward" dan "punishment" dengan bijak. Kelola emosi Anda sebagai orangtua.
• Dalam mengajarkan nilai KEJUJURAN pada anak, NO WHITE LIES!
• Menjadi ORANGTUA bukan hal mudah, tapi juga bukan beban berat.


best regards,
Rinny Soegiyoharto
rinny.soegiyoharto@gmail.com
rinnynnc@yahoo.com
http://facebook.com/rinny.soegiyoharto
• @RinnyLaPrincesa

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, July 2, 2013

#199 - Sorrow Deep Inside Her Eyes

That woman has been sucking the thick smoke coming out of the filter of cigarette, strongly. Her fingers clamped tight that white trunk until it becomes thin.
Laughter showed on her face.
Throughout the event she did not stop smile, and chattering more showing off. But her eyes were not smiling. She could not hide the sadness in her eyes.
She actually cried, and her heart bleed.



best regards,
Rinny Soegiyoharto
rinny.soegiyoharto@gmail.com
rinnynnc@yahoo.com
http://facebook.com/rinny.soegiyoharto
• @RinnyLaPrincesa

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, June 21, 2013

#198 - She Whispered

That woman in faded-orange satin dress was not able to hide the dark shadows below her eyes. She has traveled thousand miles to get there, attending a party which full of festive music, drink, food, and laughter. But she preferred with the music she brought from her origin place.

She wondered, "should I've been here, and be a witness of all this?"

::::


best regards,
Rinny Soegiyoharto
rinny.soegiyoharto@gmail.com
rinnynnc@yahoo.com
http://facebook.com/rinny.soegiyoharto
• @RinnyLaPrincesa

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, June 17, 2013

#197 - Factual Data: Another Story of a Woman

Fragmentation of another story about woman who do not fit.

The woman had been pregnant with her best friend's boyfriend who is now considered as her sister. And the sister even financed her trip.
The same woman who have child due to pregnancy and accidentally married. This woman has been sleeping with lots of men for the sake of money for spree-loving. And the woman also sleep with her close friend, and they got an affair from her husband.

The woman suffered a great madness. She took advantage of meekness of other women for the sake of insecurity feeling in her.

::sound like a blue print of novel, but noted to my research as factual data::


best regards,
Rinny Soegiyoharto
rinny.soegiyoharto@gmail.com
rinnynnc@yahoo.com
http://facebook.com/rinny.soegiyoharto
• @RinnyLaPrincesa

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, June 16, 2013

#196 - And... the Puzzle...

And...
The puzzle closed to solve.

The game closed to... it's gentle part.

And...



best regards,
Rinny Soegiyoharto
rinny.soegiyoharto@gmail.com
rinnynnc@yahoo.com
http://facebook.com/rinny.soegiyoharto
• @RinnyLaPrincesa

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, May 13, 2013

#195 - The Crucial Moment

by Rinny Soegiyoharto

When the time came,
We couldn't reject, either not be ignored,
We only can take our part,
And do as what The Creator's want...
But He promise for His part very well-done,

When the time came,
You came to me,
and asked only for two optional answered:
"Yes, I do" or "No, go back"

In the name of Allah,
You shut out not just promises,
But pledge!
You asked for my trust.

And...
I asked Allah as well,
I asked Jesus as well,
I asked Holy Spirit as well,

And...
Here we are,
Now,
Ever after,

Love is the one and only bridge..

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, April 14, 2013

#194 - S a l a m

S a l a m :-)

Rinny Soegiyoharto

"Tak cukup kata menorehkan triliunan kisah di bawah langit;
tak cukup warna melukiskan kecamuk rasa dalam ingar-bingar hidup;
Tampak tak berbatas namun samudera tetap bertepi, kedalamannya tetap berdasar;
Masa seolah berganti, kendati yang kini ada, dahulu sudah pernah ada dan nanti akan tetap ada;
Bisa jadi, hidup itu pilihan, namun hidup juga obligasi.
Tiada yang abadi, selain cinta Sang Sabda yang pencemburu."
[Rinny @ NamaNuansaCarita®]

Monday, March 25, 2013

#193 - The Game Has Been Played

Ketika seseorang 'bermain' dengan kejahatan dan kedengkiannya, ia telah membuka berbagai alternatif strategi yang dipertimbangkan lawannya.
Sayang sekali kebusukan itu sangat kuat meninggalkan jejak. Hingga kepalsuan dan tipu muslihat yang dilancarkannya untuk menghasut dan memikat orang-orang yang tak sempat berpikir, makin membusukkannya.

Jangan pernah meremehkan diam dan bungkamnya orang yang kau aniaya. Karena itu adalah dinding baja yang 'kan selalu memantulkan boomerang-mu.

Jika bahasa simbol tak juga bisa mengguncang otak, maka semua bukti siap meluncur dari kapal induk! Kehancuran tak terelakkan.

*kisah nyata tentang penganiayaan terencana yang dilakukan melalui ratusan pesan dan pemukulan -yang didukung oleh kolega pelaku-*

Rinny Soegiyoharto
"Decision I made must have very strong reason. And each reason has been considered. I am flexible to consider another reason what reasonable.
Simple and quiet easy to understand my reason :-)"

Friday, February 15, 2013

#192 - Yesterday People Called as Valentine's Day, But...

Catatan Rinny:

14 Februari sering disebut-sebut sebagai Hari Kasih Sayang. Meski sejarah mencatat hal berbeda, sesuatu yang terkait dengan seseorang & namanya (silakan mencari makna & sejarahnya di mesin pencari).

Bagiku,
Kasih-sayang itu setiap saat,
bukan satu hari saja...
Kasih Tuhan bahkan tak berjeda di setiap detik hidup kita,
pun dalam pelbagai cobaan & mara...
"AKU menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" Demikian janji KASIHNYA.

Kasih-ku-tidak-bermusim.
.............................................

Seseorang menitipkan kata-kata ini...
Puisi yang disalin dari sebuah akun pada situs media sosial,
"Sudah Tahukah Anda?"
Kepada gelombang, ia mengalirkan bahasa jiwanya,
melabuhkan bisikan hati yang tiada usai bergetar...
Sang pasangan jiwa meraup seluruhnya
hingga geletar mereka beresonansi di setiap riak samudera tanpa tepi...

Puisi itu..............

"Kau Wanita Terindah Dalam Hidupku"

Kau...
Denganmu lah aku menemukan kesejukan dalam hati...
Denganmu lah aku menghabiskan waktu yang tersisa...
Denganmu lah aku tumpahkan seluruh rasa cinta yang aku punya...

Kau...
Kau adalah seseorang yang bisa membuat diri ini bangkit...
Kau adalah penyemangat di setiap hari-hari ku...
Kau adalah sesosok cahaya yang menyinari kehidupan ku yang kelam...

Kau...
Ke manapun aku pergi kau selalu ada di pikiranku...
Kau selalu ada di mataku...
Kau selalu ada di setiap hembusan nafasku...

Dan kau selalu ada di hatiku selamanya...
Satu hal yang aku tahu dan itu pasti...
Aku cinta kamu...
Selamanya bersama...
..................................................

...Terimakasih...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, February 13, 2013

#191 - Orange Butterflies on the Green (Poetry)

By Rinny Soegiyoharto

Melayang kaku di riak gelombang tirai,
Kendati sesungguhnya dinamis gemulai,
Karena sukacita & rekah bunga hati,
Saat matahari ingin merebah tanpa sepi,
Langit menjingga sewarna kupu-kupu menari,

Kehangatan yang mengoyak rasa,
Bersanding mengurai pilihan,
Bersirobok & untaian senyum hadir,
bersama pendar kabut mata seirama,
Kelam turun tak surutkan sukma,

Aku...
Memagut ingatan kala doa & janji padu,
NamaNYA terlantun agung selaras derai & getar,
Ya Allah! Sungguh luar biasa,
Campur tanganMU nyata dalam ketat insan-insan,

Sekelompok kupu-kupu jingga menari,
Mengiringi malam menghantar lelap menyambut fajar,
Meski tiada yang berucap,
tapi ada yang berbisik lirih tak kunjung usai,
Karena gemanya turut gemulai bersama kupu-kupu,
Jingga itu terpateri di atas segala hijau,

(Nyanyian kupu-kupu jingga tak lagi sebisu masa.
Ketika jelaga meraupi sayap-sayap lembutnya.
Ketika derai tak terseka selampai rasa.
Kelegaannya menularkan lega...)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, January 19, 2013

#190 - Berbagi Kicauan

by Rinny Soegiyoharto
@RinnyLaPrincesa

Motivasi, mendasari sikap, niat & tindakan. Namun tindakan yang 'tampak' sama belum tentu didasari motivasi yang sama pula. Motivasi itu beragam.

Tindakan prososial di tengah2p-tengah bencana, di-drive oleh beragam motivasi itu pula. Faktor internal & eksternal sangat mempengaruhi motivasi seseorang.

Motivasi internal yang kerap disebut 'tulus' itu antara lain dipengaruhi oleh 'needs of nurturance' & 'altruism'. Yakni dorongan membantu & mementingkan orang lain.

Pertanyaan-pertanyaan berbasis 'evidence' seringkali dijawab retorik, ideal-normatif, bahkan imajinatif. Jawaban yang tidak dapat mengukur prestasi & kompetensi.

Penjelasan/jawaban yang tidak berbasis evidence yang artinya tidak dapat mengukur kompetensi secara objektif, KURANG signifikan untuk memprediksi kinerja ke depan.

*Sekadar berbagi. Siapa tahu berfaedah*

Be blessed...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, January 3, 2013

#189 - Reposting

@RinnyLaPrincesa: Hidup & kehidupan adalah sebuah tanggung jawab. Mengasihi sesama & semesta adalah hakikat kehidupan. Bersabarlah selalu & taat pada Sang Sabda.

@RinnyLaPrincesa: Surat-surat yang setiap hari kuterima itu... #SangSabda

@RinnyLaPrincesa: Kegelisahanku yang utama adalah mencari & mendapatkan kehendak Sang Sabda tentang keberadaanku di dunia. Menyadari hidupku adalah suratNYA. #RHR

@WorldPrayr: Please pray 4 the children stuck in abusive homes, that God's mighty right hand would come down & cease the works of the enemy!

@RinnyLaPrincesa: Ada begitu banyak cerita yang belum kusampaikan & didengarkan Ibu. Jika Ibu sedang berpesta di SANA, tuangkan aku segelas champaign ya. #RHR

@RinnyLaPrincesa: Dear God... RT @WorldPrayr: We all have a friend or family member who does not know the saving power of God's grace. Please pray for them.

@RinnyLaPrincesa: Let's pray right now. RT @WorldPrayr: So many families are in trouble out there. Please pray for them.

@RinnyLaPrincesa: Hendak menulis tentang Ibu, malah mengukir kata2 yang tak mau diatur. Kegilaan & keliaran kata-kata beterbangan sampai ke ujung langit. #RHR

@RinnyLaPrincesa: Banyak kupu-kupu menari di dalam. Semakin lincah & menghentak-hentak. Kreativitas lahir dari kegilaan yang dihentakkan 1000 kupu-kupu. #RHR

@RinnyLaPrincesa: Let the music of the universe harmonized our soul. That's all. 2013 only a number, but the real new is our spirit, soul, mind. #RHR


best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Tuesday, January 1, 2013

#188 - How To Activate Our "Supreme Microchip of Creator"®?

written by Rinny Soegiyoharto
"Supreme Microchip of Creator"®

Pada posting-ku sebelum ini, aku telah menyebutkan sebuah istilah yang kukarang, yakni "Supreme Microchip of Creator"®.
Tidak 'nemu istilah lain. Mungkin DIA ingin aku 'berhenti' pada istilah itu.

Merujuk penelitian-penelitian para ahli yang ditayangkan lewat channel History (akan kutelusuri nama-nama mereka) yang menemukan "DNA Tuhan", aku sepakat (diam-diam) bahwa "Supreme Microchip of Creator"® tidak dapat berfungsi optimal tanpa diaktifkan.

Kebenaran yang dihembuskan "Supreme Microchip of Creator"® dari dalam roh manusia masing-masing, tidak akan berwujud apabila bagian itu non-aktif. Hingga perbuatan baik dan benar yang diupayakan manusia belum lengkap tanpa tuntunan Roh Kebenaran tersebut.

Pertanyaannya saat ini,
Bagaimanakah cara mengaktifkannya?
Apakah "Supreme Microchip of Creator"® bisa aktif dan berfungsi optimal menghembuskan kebenaran hanya dengan satu cara?

Pertanyaan ini kubiarkan saja seperti ini dulu. Aku memiliki jawabannya untuk diriku, namun jawaban itu masih harus kupergumulkan sebelum aku berbagi kepada orang lain.

Ibarat makanan bagi tubuh fisik (refer to the picture been up-loaded herewith), aktivasi "Supreme Microchip of Creator"® memerlukan asupan dan metabolisma.

Mungkin perlu kita renungkan sama-sama.
Be Blessed

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

#187 - Senja Tahun Lalu

ditulis oleh Rinny Soegiyoharto

*sebuah refleksi
*gambar diambil pada suatu senja tahun lalu (27 Desember 2012), dari sebuah ruas bebas hambatan yang seringkali tidak pernah benar-benar bebas hambatan :-)

SENJA TAHUN LALU

Tak seperti kemarin,
Senja kala itu cerah, rinai hujan terlalu kecil untuk disebut rintik,
Rinai di mataku lebih kuat,
Merebak di pelupuk yang terasa sembab

Koordinasiku tak mungkin optimal saat itu,
Eksotiknya langit dan semesta tak dapat terabadikan sempurna dengan mata bantuan yang lebih tajam dari elang sekalipun,
Terpukau seraya mata terbelalak dan bibir tak katup, hanya sebagian kecil dari ungkapan syukur yang spontan,

(Kata para ahli, dalam DNA setiap manusia, tertanam senyawa ajaib yang tak 'kan mampu diurai dan dijabar,
Para ahli itu menyebutnya sebagai "DNA Tuhan",
Sejak "menemukannya sendiri" dalam hijrah jiwaku pada dimensi-dimensi tanpa ruang tanpa waktu,
aku menyebutnya sebagai "Supreme Microchip of Creator",
Namun itu semata-mata sebuah perjalanan pribadi yang subjektif,
Yang dalam dimensi ruang dan waktu tak 'kan terkategori secara ilmiah-empirik, pun dalam logika inteligensi di atas level jenius,
Dan aku senantiasa bergairah menempuh perjalanan itu lagi, jika dilayakkanNYA kembali secara tiba-tiba *itu cara DIA, kurasa, berwujud 'tiba-tiba' tiada disangka oleh hanya manusia*)

Senja itu,
Kendaraanku hampir saja bermesraan keras dengan kendaraan di depan,
Namun sekali lagi dari milyaran kali,
DIA nyata telak mengendalikan ragaku yang takjub bertubi-tubi,
Duh, tiada pilihan, terpaksa harus keteriakkan dengan lantang:
"YOU are insane!"
What's that mean of "insane" on there?
Nothing else except "Amazing Lord!"

Meski kata-kataku mengalir terus,
Meski seluruh kamus dari berbagai penjuru dunia kutuangkan,
Tiada satu pun yang mampu menggambarkan seluruh magis ini!
Namun setidaknya aku menulis untuk diriku,
untuk siapapun yang bersedia menulis ulang dengan cara masing-masing,
dalam buku kehidupan pribadi dan dalam berinteraksi dengan segala ciptaanNYA,

Aku menulis tanpa syarat,
Hanya karena kasih dan anugerah Sang Rahman dan Rahim,

Mari menulisi lembar-lembar buku kehidupan kita masing-masing,
Meski saat ini 2013 sudah, tapi hari-hari tetap sama, bukan? Senin hingga Senin lagi,
Yang berbeda adalah mengisinya,
dengan barang yang disebut "resolusi" atau apapun, bolehlah,
Hal terpenting adalah,
Berbuat BAIK dan BENAR dalam KEBENARAN!
'Baik' saja tidak cukup, karena masih sangat subjektif,
'Benar' pun banyak versi, setiap orang mengklaim dirinya benar, sedangkan
'Kebenaran' tertanam dalam "Supreme Microchip of Creator" kita semua, masing-masing...

Tuhan memberkati

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Posts Archive


PEREMPUAN = SRIKANDI ?

Kenapa PEREMPUAN PEJUANG sering disebut SRIKANDI.
APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?
Kutelusuri WIKIPEDIA, kutemukan entri SRIKANDI ini

Srikandi (Sanskerta: Śikhaṇḍī) atau Sikandin adalah salah satu putera Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata vrsi India.
Arti nama
Dalam bahasa Sanskerta, Srikandi dieja Śikhaṇḍin, bentuk feminimnya adalah Śikhaṇḍinī. Secara harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".
Srikandi dalam Mahabharata
Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi.
Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa.
Perang di Kurukshetra
Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang wanita", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.
Srikandi dalam Pewayangan Jawa
Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.
Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang mati terbunuh oleh Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

JADI, APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?

*********

PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN
Rinny Soegiyoharto (catatan tak selesai pada april 2006)

Ragam aktivitas ke-Kartini-an sebagai simbol emansipasi kaum perempuan seperti sebuah rutinitas lebih bergaung pada bulan April mendekati hari keduapuluhsatu. Ditandai aneka lomba dan berbagai atribut keperempuanan yang adakalanya malah tampak sekadar wujud lahiriah dan kasat mata. Sebut saja lomba berkebaya, lomba masak, lomba pasang dasi, lomba merias wajah, dan sebagainya.

*** *** *** *** ***

-DRAFT--Wanita. Meski berpadan dengan perempuan, namun kata dasar “empu” pada perempuan terasa lebih nyaman dan membanggakan, oleh sebab itu saya suka menggunakan kata “perempuan”, termasuk dalam menamai blog saya.-
Perempuan, sadar soal pentingnya pendidikan terhadap anak-anak, karena di "dalam" perempuan terdapat beban psikologis memperjuangkan dirinya sendiri, terus-menerus. Utamanya dalam hal pendidikan (sudah diterobos Kartini). Guru TK-SD bahkan SMP kebanyakan perempuan. Bapak-bapak lebih banyak muncul dan berperan pada tingkat pendidikan lanjutan atas (SMA), dimana pendidikan dasar telah ditanamkan lebih dahulu oleh ibu-ibu guru. Mengapa? Sekali lagi karena perempuan secara lahiriah dan kodrati justru memikul tanggung jawab pendidikan itu sendiri yang dimulai pada dirinya sendiri. Maka, bapak-bapak guru lebih kepada transfer of knowledge, ketimbang hal-hal mendasar yang lebih berhubungan dengan pembangunan karakter, penanaman proses belajar dan pengertian-pengertian dasar untuk dan selama manusia menempuh proses pendidikan.- Pendidikan: mencakup attitude/sikap, yakni kognitif, afektif dan perilaku. Pengembangan kepribadian, pembiasaan good character, kesadaran dan tanggung jawab akan masa depan pribadi/diri sendiri yang mempengaruhi masa depan keluarga dan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dan negara, dll.- Bukan diskriminasi yang mengarah pada gerakan feminisme.- Perbedaan sesuatu yang dirayakan bersama sebagai unsur2 yg saling bersinergi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bersama: orangtua, pendidik, bangsa dan negara.- Berkaitan erat dengan UU Anti-KDRT. Jika perempuan terus ditindas, bahkan di dalam rumah tangganya sendiri, bagaimana mungkin perempuan dapat bertugas/ berkiprah/ bertindak optimal untuk mendidik anak-anak, baik anak sendiri maupun anak-anak didik apabila ia seorang guru? Kendati lagi, waktu terus merambah, persaingan global semakin cepat dan menantang, anak tidak berhenti tumbuh dan berkembang, suatu waktu akan tiba ketika anak mulai lebih banyak mencurahkan porsi proses pendidikannya pada pemenuhan kognitif, belajar ilmu2 tinggi, yg bisa jadi sebagian besar diberikan oleh laki-laki, bapak2 yg menitikberatkan pada perkembangan kognitif.- Perempuan & laki2 lebih kepada pembagian peran, baik dalam pendidikan di dalam rumah tangga, maupun pendidikan secara luas, formal & informal. Karena baik dari segi struktur fisiologis dan psikologis serta kultural dan sejarah di dalam masyarakat kita, telah membentuk sebuah perbedaan laki2 dan perempuan, yang harus kita rayakan bersama-sama membentuk manusia-manusia berkualitas dlm diri anak2 kita sebagai proses pendidikan menuju masa depan cerah mengikuti kecerahan janji bangsa ini. Amin.-

Pendidikan dimulai dari rumah. Peran ibu sebagai objek kelekatan anak yang pertama terhadap proses pendidikan anak tentulah tidak kecil. Sebagai perempuan, tentunya ibu harus tidak hanya memberikan pelajaran, namun pendidikan kasih sayang, penanaman afeksi, unsur penting bagi rasa nyaman dan aman bagi anak, karena merasa dicintai. Bagaimana mungkin ibu dapat menanam benih cinta pada anak apabila dia sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga.***