Monday, December 31, 2012

#186 - Saat Manusia Hanya Sesaat

Rinny Soegiyoharto menulis...

*Saat Manusia Hanyalah Sesaat*

Waktu hidup manusia sangat singkat
Terperangkap mencari dan mengejar berkat
Bukanlah hal utama yang menjadi hakikat
Berkat sepenuhnya dari DIA yang berdaulat
Tugas manusia adalah memberi manfaat
Dalam keseharian dan doa-doa syafaat
Kefanaan sesungguhnya tiada yang melekat
Roh terpisah segera saat tubuh fana dilayat

SELAMAT MENGHAYATI SISA 2012 YANG TINGGAL SESAAT
SELAMAT MENYAMBUT 2013 SEGERA BEBERAPA SAAT
SALAM SEJAHTERA DAN SEHAT WAL'AFIAT

best regards,
Rinny Soegiyoharto
@RinnyLaPrincesa
 

Tuesday, December 18, 2012

#185 - Natal & Pohon

by Rinny Soegiyoharto

Sesungguhnya, tidak ada hubungan antara perayaan & makna Natal dengan pohon natal yang biasanya berjenis cemara/pinus beserta berbagai pernik gemerlapan, bagi umat Kristiani.
Natal adalah menghayati kelahiran Yesus Kristus & makna penebusan pada kehadiranNYA di dunia yang rela menjadi sama dengan manusia.

Tradisi pohon natal sebagai simbol perayaan baru muncul pada abad ke-16 dalam budaya Eropa, tepatnya German. Musim natal di benua Eropa berbarengan dengan musim dingin & bersalju. Pada saat itu pohon yang tetap hijau, kokoh dan bertahan diterpa salju hanyalah jenis cemara/pinus/deen. Jenis tersebut melambangkan 'evergreen', bahwa dalam kehidupan tetaplah hijau, kuat & bertahan dalam kebaikan, kebenaran, kerendahan-hati, pengendalian diri, sabar, murah hati, penuh damai & sukacita, sebagai pengejawantahan kehadiran Roh Tuhan dalam diri manusia.

Meski tidak ada keharusan bagi umat Kristiani untuk memasang pohon natal gemerlap di rumah, namun tradisi tersebut tampaknya sudah melekat. Rasanya 'ada yang kurang' apabila di bulan Desember saat musim natal mendekat, belum ada pohon natal dengan hiasan-hiasan & kado-kado di sekelilingnya. Seolah-olah ada yang berulang tahun.
Padahal Yesus Kristus tidak sedang ulang tahun. DIA datang membawa kabar sukacita bagi yang percaya kepadaNYA. Demikian pula DIA pergi ke Surga dengan janji kekal dan amanat agung yang bergema.

DIA memberi teladan melalui hidupNYA yang sangat singkat di dunia. Dan senantiasa mengingatkan melalui Roh Kebenaran yang diturunkan setelah kepergianNYA, bahwa Tuhan Sangat Amat Baik.
"Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu di rumah Bapaku," kataNYA.

Jadi, makna natal bukan gemerlapnya perayaan & bertaburnya kado-kado, namun jauh lebih daripada itu, yakni makna kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita setiap waktu. DIA tak 'kan pernah meninggalkan kita sedetik pun. Cinta kasihNYA kekal & tanpa syarat.

*Selamat menyambut natal bagi yang menghayatinya*

Eeeehhh...balik lagi ke pohon natal, baideweibaswei, pohonku belum ada bintang, kalau aku pasang cabe merah keriting yang besar (ada ngga?) di puncak pucuknya lucu juga kalik ya.
He he he...

Always be blessed.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa

Tuesday, December 11, 2012

#184 - Unconditional (Again) of My Decision

by Rinny Soegiyoharto

Saya belajar dari serangkaian peristiwa, dari berkeping-keping rasa, dari banyak makna, dari tirai-tirai yang tersingkap, dari tabir yang terkuak, dari analisis bertingkat-tingkat, dari reaksi-reaksi alam, dari respons-respons sahabat, dari sangat banyak sangat beragam sangat mendalam.

Maka keputusan saya adalah keputusan sadar, tanpa syarat apapun. Siapapun yang mengenalku dengan baik pasti juga tahu dengan baik, ketika waktu sudah sampai pada penghujung tingkat kepercayaan tertentu, 'microchip' intuisi pun maksimal.
Sebagaimana kasih sayang tanpa syarat, demikian pula keputusanku.

Be blessed...

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

#183 - Unconditional

by Rinny Soegiyoharto

Sebagaimana kasih sayang tanpa syarat, demikian pula keputusan itu. Keputusan tanpa syarat.

Sebuah keputusan yang tegas dan teguh, pasti dilatar-belakangi berbagai peristiwa dan pertimbangan matang.
Demi kebaikan dan kesejahteraan banyak pihak.

Terimakasih atas warna-warni yang boleh dilewati dalam lembaran-lembaran waktu.
Semoga semua berbahagia.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Monday, December 10, 2012

#182 - Turned And Locked

"What's Up Inside?"

by Rinny Soegiyoharto

Dalam pelatihan-pelatihan atau lokakarya peningkatan kapasitas, khususnya yang berfokus pada pengembangan karakter berbasis peran individu, sesi sosiodrama bagus diangkat sebagai salah satu metoda.
Peserta berkelompok, mendapatkan sedikit petunjuk (diberi kebebasan lebih untuk berkreasi), lalu mulai menjalankan proses tersebut.
Setiap kelompok memilih satu thema sosiodrama atau 'role play' yang mendekati situasi sosial dan hubungan antar pribadi yang sesungguhnya.

Tiap kelompok mengawali aktivitas dengan penulisan skenario singkat untuk 'penampilan' sosiodrama selama kurang lebih 10-15 menit, atau bisa juga lebih, tergantung ketersediaan waktu.
Pada tahap ini kreativitas dan imajinasi individu dalam kelompok, ditantang. Beragam bentuk skenario tercipta dari sini. Ada kelompok yang sepakat skenario tidak ditulis terurai, namun berupa poin-poin 'scene', termasuk 'casting' (penentuan peran dan pemeran).

Ada bentuk skenario unik yang ditulis dengan mem-perkata-kata-kan 'bunyi-bunyian', disertai gambar-gambar dari guntingan majalah, semacam kolase. Penyusunan berurutan sesuai konsep sosiodrama yang hendak dibangun. (Dalam hal ini fasilitator harus meng-'encourage' peserta untuk menghasilkan skenario tertulis sebagai salah satu 'tools' yang akan didiskusikan bersama).

Gambar di atas dapat diambil sebagai contoh.
Objek itu adalah daun pintu, kunci dan anak kunci.
Potongan gambar ditempel pada kertas skrip, lalu beberapa kata dengan tanda "..." atau *...* mengikuti di bawah gambar tersebut, beserta beberapa penggal dialog/monolog ataupun keterangan, yang kemudian nanti akan diperankan oleh masing-masing pemeran.

Scene1: Start
---------------------------------------------------
"Kkrrrreeeeettt" (pintu ditutup)
*ceklek* (anak kunci diputar)
---pintu pun terkunci---
(Ada dua manusia di dalam ruangan tertutup rapat dan terkunci)

Monolog1: Apa yang terjadi di dalam sana? Ooohhh...

*Jeeebbbuuummmplank* (bunyi pintu lain tertiup angin, ini sih dramatik saja)

(suara-suara di balik pintu terkunci)

"cepcapcephheessshhhaaaahh"
"Bugbagbugbaaagg"
*duuggddaaggdduuggg*
"Kkrrriiyyyyttt"
*cettaaarrrr* *doooooooooorrr!*

Monolog1: Oh mai got! Ada yang terluka? Ataukah...???

(Pemeran berlari ke arah berlawanan sambil menutup kedua telinga dengan keduabelah tangannya. Ekspresi wajah bercampur-campur: jengah, khawatir, marah, panik)
(Pada sisi yang satu, Pemeran lain sedang terperangah keheranan, setengah berteriak tak percaya)

Pemonolog2: Saya telah dikhianati, juga difitnah! Dicaci-maki dengan kasar! Dituduh! Dipojokkan!
Duh Gusti, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan...
---------------------------------------------------
Scene End.

Menarik ketika membayangkan skenario tersebut diperankan secara total. Imajinasi pemeran dan kesan yang ditangkap penonton, diperkuat skrip, menjadi materi bahasan tentang sample kehidupan pada suatu konteks, yang kompleks dan menantang.
Sosiodrama antara lain dapat memetakan karakter individu pada situasi dan komunitas tertentu. Masing-masing pemeran memiliki 'insight' yang dihayatinya yang kemudian menjadi pembelajaran untuk perubahan progresif pada masa mendatang di kehidupan dan peran yang sesungguhnya.
Inilah suatu proses penguatan sosial berbasis penguatan individu.

Sekian.

(Komen: Duh, kebayang & kangen nonton Theater Koma. Titik Habis :-))
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

#181 - Seri Dialog Ibu Versi Panjang

by Rinny Soegiyoharto

PENGANTAR

Konsep Seri Dialog Ibu-Anak ini merupakan perluasan dari pesan-pesan pendek yang telah mengisi linimasa akun twitter @RinnyLaPrincesa selama beberapa waktu terakhir. Tapi yang tertuang di blog bukan repetisi dari yang ada di linimasa twitter.
Pada dasarnya berisi renungan-renungan subjektif yang mewarnai khasanah hidup diwakili seseorang.
Tidak ada batasan tertentu pada seri dialog tersebut, kecuali pemikiran-pemikiran spontan, adaptif, real dan ada pula intuitif.
Dalam versi panjang di blog ini, dialog demi dialog mengalir kontinu.
Demikian.

::DIALOG IBU::

•Ibu, aku merasa telah melewati berangkai-rangkai kisah hidup, namun ternyata liku-liku perjalanan sungguh tak terduga.
+Benar, Nak, di berbagai tempat banyak kelokan, banyak peristiwa yang tak kau ketahui.

•Aku menerapkan ajaranmu, Ibu, bahwa pada setiap tempat, situasi, kondisi, waktu, nilai-nilai kejujuran mutlak senantiasa ditegakkan.
+Adakah masalah dalam penerapannya yang kau temui, Nak? Adakah orang-orang yang dengan sengaja menafikan nilai-nilai itu? Kurasa pasti ada, Nak.

•Ah, Ibu, ternodakah kepercayaan apabila janji tak ditepati, nilai-nilai kejujuran dan kebenaran tak diindahkan?
+Tentu saja, Nak. Betapa penting membentuk dan mempertahankan diri menjadi pribadi yang 'layak dipercaya'.

•Tersedak dan sesak batin ini, Ibu, saat mendapati diri dikhianati dan difitnah, dicaci dan dibenci.
+Hanya sabar dan berserah yang dapat memulihkanmu, Nak. Peliharalah keanggunan lakumu.

•Bagaikan lagu 'Bing', aku tersentak seketika manakala tabir-tabir itu terkuak satu-satu. Sungguh, Ibu.
+Ketahuilah, Nak, di tempat itu ada banyak peristiwa yang tersembunyi darimu. Kenyataannya tidak sama dengan apa yang kau dengar.

•Haruskah aku membuktikannya secara fisik dan visual, Ibu? Agar menambah pelajaranku tentang reaksi manusia.
+Tidak perlu. Bukan dirimu yang 'kan menjadi hakim, Nak. Berbicaralah dengan hatimu, biarkan roh kebenaran menolongmu membuat apapun keputusan.

•Apa yang kudengar, apa yang dapat kulihat sebagian, membuatku makin tak mengerti, Ibu. Bagaimana mungkin?
+Aku yakin kau tahu, Nak, ada hal-hal yang hanya dapat dijelaskan oleh intuisimu. Sedangkan sadomasokisme hanya dinikmati rasanya secara individu.

•Ajari lagi aku berdoa, Ibu. Harus bagaimana aku mengantarkan doa-doaku?
+Jika kau yakin DIA Maha Segalanya, maka kau pasti juga yakin bahwa segala kesah dan kata setiap saat adalah doa. DIA dengan KeMaha-Segala-anNYA mengetahui doa-doamu sebelum kau ungkapkan.

Pesan Ibu: Hapuslah kepedihan yang larut hingga ke wajahmu, Nak. Ada banyak HARAPAN di depan. Lilin-lilin DAMAI, IMAN dan CINTA bisa padam, namun lilin HARAPAN masih menyala, dengannya kau dapat menyulut kembali sumbu ketiga lilin lainnya.

Tabik.

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Sunday, December 9, 2012

#180 - Kupu-kupu Jingga

by Rinny Soegiyoharto
 
 
Keindahannya tampak setelah melalui proses yang panjang, dan menyakitkan.
Metamorfosa tak terpisahkan dari kehidupannya.
Ulat dan kepompong adalah masa-masa penantian, yang mungkin menyakitkan, memurukkan, seolah-olah kehidupan segera 'kan berlalu,
namun mereka sangat berarti.
Tanpa proses itu, kecerahan jingga pada selaput tipis kepaknya, tak 'kan seperti saat ini.
 
Bila waktuku tiba, aku 'kan meninggalkan seluruh proses terjal, yang terkadang tak mampu kubayangkan...
Tapi itu semua 'kan berlalu... Sukacita dan keindahan menyapa dalam misterinya...
Tak seorang pun tahu...
 
Ia sedang terbang anggun di taman depan rumah, taman yang dipenuhi beragam pohon, bunga, buah...
Ketika aku berbisik padanya, "Kupu-kupu jingga nan cantik, hinggaplah sejenak, mari bercengkerama dengan lensaku..."
Ia berpose dengan rela, bahkan ekspresif...
Meski tak sebagus yang dihasilkan orang-orang lain yang sudah lebih berpengalaman,
tapi aku bangga dan bahagia dengan hasilku sendiri...  
 
-sela-
 
Terimakasih,
Kau benar, sekali lagi kau benar.
Seperti jawabmu saat kisahku mengalir, saat pedihku merasuki empatimu,
kau tak memaksa, kau mendengarkan dengan penuh perhatian,
kau mengangguk empati teramat dalam,
sampai-sampai aku malu telah mengganggumu dengan kisahku, tapi kutahu kau tetap di sana untuk terus mendengarkanku,
juga sebaliknya...
Aku akan berkisah lebih banyak lagi,
Maafkan aku tak mendengarkanmu saat itu. Tapi aku yakin (sebagaimana juga aku), kita tetap berpegang pada koridor profesi kita.
Tetaplah seperti itu untukku...
 
--------------------
best regards,
Rinny Soegiyoharto
Mobile Simpati
Mobile XL      
e-mail
====================

Friday, December 7, 2012

#179 - Jingga Dulu

by Rinny Soegiyoharto

Dua hari berturut-turut menghadapi birokrasi, dari tingkat paling bawah hingga paling atas. Kisah yang bergelora dalam rupa-rupa rasa. Namun senyum & tawa menutup rentetan itu. Kita sama-sama belajar dari penggalan kecil kehidupan. Kita sama-sama terbahak riang saat saling membagikan kisah, meski dalam ruang & waktu yang terbatas.
Sangat bermakna!

Lalu ada sedikit celah menyegarkan indera & sel-sel kreatif. Apalagi yang bisa dikata selain 'syukur'?
Menyusup sedikit tertuang & dicuplik.
@RinnyLaPrincesa: Mengecap berbagai rasa hingga matahari pun melebihkan hangatnya. Kupu2 jingga cantik menyapa di depan lensa, tak mengatup sayapnya. #RHR

Esok, kupu-kupu jingga 'kan terunggah. Menawan.

I am with you always...

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Thursday, December 6, 2012

#178 - Heart, Rose, Chocolate & Brown {V-11}

B2R

ABakSyudiaanatyhdlaa-aa,n--h-g--h-- {peru}

Khbhdhuaeaaastrtltiisiaimmakmkpumu-ia-a--tn----a {kd}

best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Posts Archive


PEREMPUAN = SRIKANDI ?

Kenapa PEREMPUAN PEJUANG sering disebut SRIKANDI.
APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?
Kutelusuri WIKIPEDIA, kutemukan entri SRIKANDI ini

Srikandi (Sanskerta: Śikhaṇḍī) atau Sikandin adalah salah satu putera Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata vrsi India.
Arti nama
Dalam bahasa Sanskerta, Srikandi dieja Śikhaṇḍin, bentuk feminimnya adalah Śikhaṇḍinī. Secara harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".
Srikandi dalam Mahabharata
Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi.
Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa.
Perang di Kurukshetra
Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang wanita", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.
Srikandi dalam Pewayangan Jawa
Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.
Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang mati terbunuh oleh Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

JADI, APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?

*********

PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN
Rinny Soegiyoharto (catatan tak selesai pada april 2006)

Ragam aktivitas ke-Kartini-an sebagai simbol emansipasi kaum perempuan seperti sebuah rutinitas lebih bergaung pada bulan April mendekati hari keduapuluhsatu. Ditandai aneka lomba dan berbagai atribut keperempuanan yang adakalanya malah tampak sekadar wujud lahiriah dan kasat mata. Sebut saja lomba berkebaya, lomba masak, lomba pasang dasi, lomba merias wajah, dan sebagainya.

*** *** *** *** ***

-DRAFT--Wanita. Meski berpadan dengan perempuan, namun kata dasar “empu” pada perempuan terasa lebih nyaman dan membanggakan, oleh sebab itu saya suka menggunakan kata “perempuan”, termasuk dalam menamai blog saya.-
Perempuan, sadar soal pentingnya pendidikan terhadap anak-anak, karena di "dalam" perempuan terdapat beban psikologis memperjuangkan dirinya sendiri, terus-menerus. Utamanya dalam hal pendidikan (sudah diterobos Kartini). Guru TK-SD bahkan SMP kebanyakan perempuan. Bapak-bapak lebih banyak muncul dan berperan pada tingkat pendidikan lanjutan atas (SMA), dimana pendidikan dasar telah ditanamkan lebih dahulu oleh ibu-ibu guru. Mengapa? Sekali lagi karena perempuan secara lahiriah dan kodrati justru memikul tanggung jawab pendidikan itu sendiri yang dimulai pada dirinya sendiri. Maka, bapak-bapak guru lebih kepada transfer of knowledge, ketimbang hal-hal mendasar yang lebih berhubungan dengan pembangunan karakter, penanaman proses belajar dan pengertian-pengertian dasar untuk dan selama manusia menempuh proses pendidikan.- Pendidikan: mencakup attitude/sikap, yakni kognitif, afektif dan perilaku. Pengembangan kepribadian, pembiasaan good character, kesadaran dan tanggung jawab akan masa depan pribadi/diri sendiri yang mempengaruhi masa depan keluarga dan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dan negara, dll.- Bukan diskriminasi yang mengarah pada gerakan feminisme.- Perbedaan sesuatu yang dirayakan bersama sebagai unsur2 yg saling bersinergi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bersama: orangtua, pendidik, bangsa dan negara.- Berkaitan erat dengan UU Anti-KDRT. Jika perempuan terus ditindas, bahkan di dalam rumah tangganya sendiri, bagaimana mungkin perempuan dapat bertugas/ berkiprah/ bertindak optimal untuk mendidik anak-anak, baik anak sendiri maupun anak-anak didik apabila ia seorang guru? Kendati lagi, waktu terus merambah, persaingan global semakin cepat dan menantang, anak tidak berhenti tumbuh dan berkembang, suatu waktu akan tiba ketika anak mulai lebih banyak mencurahkan porsi proses pendidikannya pada pemenuhan kognitif, belajar ilmu2 tinggi, yg bisa jadi sebagian besar diberikan oleh laki-laki, bapak2 yg menitikberatkan pada perkembangan kognitif.- Perempuan & laki2 lebih kepada pembagian peran, baik dalam pendidikan di dalam rumah tangga, maupun pendidikan secara luas, formal & informal. Karena baik dari segi struktur fisiologis dan psikologis serta kultural dan sejarah di dalam masyarakat kita, telah membentuk sebuah perbedaan laki2 dan perempuan, yang harus kita rayakan bersama-sama membentuk manusia-manusia berkualitas dlm diri anak2 kita sebagai proses pendidikan menuju masa depan cerah mengikuti kecerahan janji bangsa ini. Amin.-

Pendidikan dimulai dari rumah. Peran ibu sebagai objek kelekatan anak yang pertama terhadap proses pendidikan anak tentulah tidak kecil. Sebagai perempuan, tentunya ibu harus tidak hanya memberikan pelajaran, namun pendidikan kasih sayang, penanaman afeksi, unsur penting bagi rasa nyaman dan aman bagi anak, karena merasa dicintai. Bagaimana mungkin ibu dapat menanam benih cinta pada anak apabila dia sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga.***