Tuesday, May 31, 2011

VoaF#97 - JUMPA UNTUK BERPISAH

*by RinnyS*
*** *** ***

Ini memang judul salah satu lagu dari Bimbo yang pernah popular puluhan tahun lalu. Masih ingat kelompok vokal legendaris ini, kan? Makna lagunya tetap menyentuh bagi saya. Apakah Anda juga?
Mari sejenak kita refresh liriknya yuuuk...
____________________
Bimbo - Jumpa Untuk Berpisah

Walaupun...
Terlalu indah bila dilukiskan
Dengan kata...
Untuk kujadikan sebuah syair...
Tetapi...
Terlalu pahit untuk dikenang
Kenanganku...
Yang pernah kualami bersamamu

Reff:
Jangan kau harapkan
Ku akan mencari gantimu
Kini kupergi
Mencari diriku sendiri...
Mengapa...
Waktu itu kita harus berjumpa
Ooh, mengapa...
Kini kita harus berpisah lagi...
____________________

Dalam ruang dan waktu di kehidupan kita, ada perjumpaan ada perpisahan. Keduanya seiring sejalan. Sebagaimana ada kelahiran ada kematian. Kita manusia tidak punya kuasa untuk hanya memilih salah satunya. Kendati kehendak bebas dalam menentukan pilihan, adalah bagian dari karunia alami manusia yang terberi.

Seorang kolega, sahabat, saudara saya yang luar biasa, Psikolog Josephine Ratna mengatakan, dalam keadaan apapun 'be resilient'. Ya, tetaplah kuat dan tabah, karena inilah kunci manusia menghadapi dua arus gelombang tersebut. Terutama saat-saat duka lara menghampiri kita. Dilengkapi pernyataan kolega, sahabat dan saudara saya yang tak kalah hebat, Psikolog Rahajeng Ika mengatakan, selain pertimbangan-pertimbangan dalam menjalani hidup, keyakinan dan kepercayaan kita akan mengarahkan kita pada tujuan. Seirama dengan dua koleganya, sahabat dan saudara saya yang juga hebat, Psikolog Fazlun Reza berkata yakin, baik-buruk, siap-tidak siap, kita harus selalu sedia menyikapi dengan 'pas' (proposional). Semuanya akan berakhir indah.

Terimakasih saudara-saudaraku, karena pernyataan-pernyataan kalian telah mencerahkan khasanahku. Semua itu kini menjadi bagian dari referensi yang tertulis di coretan ini. Saya menuliskan bagi kita semua menuruti panggilan hati untuk berbagi. Siapa bilang teori-teori hanya datang dari buku teks berbahasa asing? Siapa bilang juga bukan kategori ilmiah berdasarkan pengalaman empirik dan yang implementatif? Buktinya, kata-kata para sahabat saya itu terbungkus dalam konteks menolong, memperhatikan dan menguatkan saudaranya. Berasal dari kondisi riil, pengamatan dan analisis, juga tersimpul melalui eksperimen longitudinal dalam hidup yang dialami.

Sesungguhnya, ada apa dibalik 'Jumpa Untuk Berpisah'? Hingga terbahas sedemikian rupa? Jawabannya sederhana tapi mendalam. Yakni persoalan hidup yang mengguncang emosi, oleh perpisahan akibat perjumpaan. Perpisahan adalah kematian yang tak perlu terlalu ditangisi. Kenanglah proses di antara keduanya; di tengah-tengah antara saat jumpa dan saat pisah. Betapa indah semua itu, tidak ada yang salah, bahkan jika menyakitkan teramat sangat. Sebab meski pahit, kenangan tetap banyak bagusnya bagi kematangan dan pengembangan diri manusia. Semua itu sudah.

___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Sunday, May 29, 2011

VoaF#96 - EMPATI

*by RinnyS*
*** *** ***

Makin banyak saja kelas-kelas pelatihan, seminar motivasi, bahkan dalam pemakaian sehari-hari, 'empati' sering disebut-sebut. Seruan untuk berlaku empati satu sama lain juga santer di kuping akyuuu (di banyak tempat yang kusinggahi. Halah!)

Akan tetapi, jika dan hanya jika, darimana demikian sehingga daripada (he he he... Bahasa Indonesia-ku masuk jurang lebay deh. Maaf!), apakah empati semudah mengucapkan kata 'empati'?
Ternyata ngga ya...

Emangnya 'empati' itu apa dan bagaimana toh?
Hiiiii... Definisi ilmiah berbasis studi literatur, penelitian dan eksperimen tuuuhh banyaaaakkkss (saking banyaknya). Ada yang bilang 'empati' itu kapasitas berpikir dan merasa(kan). Ada juga yang membaginya dalam 2 (dua) kategori: kognitif dan afektif (laaahh...sama juga ya, mikir dan ngerasain). Masih banyak lagi siiihhh. Tapi semua ujung-ujungnya terjadi di perilaku orang waktu berhubungan dengan orang lain. Gitu deh...

Bahasa Inggrisnya bilang "empathy". Orang German menulisnya "einfühlungsvermögen" (ngga ngerti bacanya gimana, "̮♡hϱ♡hϱ♡hϱ♡"̮). Mungkin boso Jowo-ne "melu ngerasa'ke", atau bahasa lain di Indonesia "belarasa".

Jadi maksudnya, kalau ada orang yang bilang sama temannya, koleganya, pacarnya, suami/isterinya, atasannya-bawahannya (bukan blus-rok loh ya...), atau siapapun di hadapannya: "aku empati sama kamu", maka dia harus bisa beneran mikir dan ngerasain yang sama dengan kawan bicaranya.

Yuk kita uji. Misalnya di depan kita sekarang ada kawan yang sedang cerita tentang perasaannya. Kawan itu wajahnya sedih. Dia cerita baru beberapa kalimat, trus kita bilang: "Aaahhh aku empati sama kamu. Aku tuh, juga pernah seperti itu, waktu itu aku..bla bla bla..." Lalu kita yang ganti jadi pencerita. Naaahhh, apakah ini empati beneraaann???

Menurut akyu sih itu bukan empati. Masih menurut aku lagi, untuk empati beneran tuh syarat utamanya HARUS BISA MENDENGARKAN! Bukan cuma mendengar pakai telinga, tapi "mendengarkan" pakai semua lubang. Artinya menyerap, menerima, memahami. Bukannya mengeluarkan, memotong, ambil alih topik, dsb. Aktifkan semua lubang untuk menyerap supaya memahami sampai jauh ke dalam. Lubang telinga, mata, otak, hati, malah kalau bisa juga pori-pori :-p.

Dengan begitu kita akan dapat banyak banget informasi-komunikatif. Paling penting bentuk, warna, kadar dan suasana perasaan dia bisa kita tangkup. Setelah itu barulah kasih respons. Atau kita bisa bilang: aku empati.

Tapi... Tunggu dulu. Respons kita juga maha-penting lagi... Ngga mesti dengan kata-kata yang bisa menunjukkan kita empati sama dia. Bahkan kata-kata suka lebay deh... Akhirnya kita jadi sok kasih nasihat, saran, bahkan kasih instruksi supaya dia begini dan begitu. Pliiissssss deh.
Solusi itu bisa kita kasih nanti kalau dia butuh. Kalau ngga, mending STOP! Jaga mulut.

Dengerin aja sambil mengangguk, menyimak, menghayati, hingga getaran tubuh kita sama dengan dia. Seolah-olah kita sendiri mengalami yang dia alami dari ceritanya itu. Lalu kalau kita bercermin, maka ekspresi kita terlihat mirip dengan ekspresi dia (tapi ngga usah ambil cermin lho). Kalau perlu menyentuh sedikit, jangan banyak-banyak. Tapi jagaaaa yaaa, kalau dia nangis nih misalnya, kita jangan larut trus ikut-ikutan nangis bombay lebay jijay...

Susah? Ya gitu deh, susah-susah gampang, gampang-gampang susah.
Sebab empati bisa juga melaju ke melo-drama cinlok, cinta lokasi... Byaaahhh... Gawat!

Selamat empati akyu ucapkan kepada kita semua. Emang banyak gunanya? Iya banyak lah, karena kita kan hidup bertetangge, selalu ada orang lain di sekitar kita lebih dari sepuluh jam sehari. Kita pasti berkomunikasi. Biarpun mungkin sekarang pada pake BBM atau media nge-chat lain yang bertaburan. Atau setidaknya supaya akyu dan kamyu ngga termasuk Alexithymia. Apalagi tuh? Entar deh di postingan lain. "̮♡♡♡"̮
___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Friday, May 27, 2011

VoaF#95 - MELLOW :-( & LOVE SONG

*by RinnyS*
*** *** ***
Bersenandung lirih nyaris berbisik... :-)
Melo & kontri deh, buat akyu asssiiikkk...

Caroline Lost
(Music Soundtrack of "Chasing Liberty")

TO BE WITH YOU (Lyrics)

Wanted you
To take me as I am
Through and through
It's love me if you can
Could you hold me
Know me
Show me you can

And I'd go anywhere
To be with you
I'd go anywhere
To be with you

You and I
So pretty in this skies
Tell me lies
And I will shut my eyes
If you hold me
Know me
Show me you can

And I go anywhere
I'd go everywhere
To be with you
To be with you

--mylovemustbeknow--
___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

VoaF#94 - JUS BUAH

*by RinnyS*
*** *** ***

Beberapa bulan lalu yang jualan jus (juice) aneka buah di sekitar rumah saya cukup banyak. Dengan gerobag, pamflet, daftar menu, peralatan jus, gelas-gelas plastik, mereka menempel di depan minimarket waralaba yang menjamur saat ini.

Tidak sering, tapi saya senang membeli jus di lapak seperti itu. Praktis. Buahnya aneka macam tinggal pilih, bahkan bisa dicampur sesuka kita. Harga juga relatif murah. Dan lebih-lebih, saya ngga perlu repot dengan peralatan elektronik seperti kalau membuatnya sendiri. He he he....

Sayangnya, saat ini hanya tinggal satu penjual jus buah bergerobag yang masih bertahan. Bukan itu saja, dia memang tempat favorit saya. Pelanggannya berjubel, laris-manis sampai antre-antre. Sedangkan lapak lainnya sudah menghilang. Ngga laku, tampaknya.

Penjual yang survive ini, memang hebat. Padahal tidak banyak tuntutan bagi seorang atau sekelompok penjual jus buah dengan gerobag. Atau, standar kompetensinya ngga tinggi-tinggi amat. Tapi yang satu dan bertahan ini bisa dikategorikan 'outstanding'.

Dia terlihat biasa. Tapi service level-nya jempol. Antrean pelanggan sepanjang apapun tetap dilayani dengan cepat dan kualitas hasil terkontrol.
Indikatornya?
Jenis buah yang lebih awet, sudah dipotong-potong, misalnya mangga, strawberry. Sirsak sudah disuir-suir. Semua tinggal diciduk pakai sendok berukuran standar tertentu. Pembersihan alat jus juga dengan teknik khusus. Cara yang sangat mempercepat prosedur.

Jika buah yang diinginkan pelanggan sedang tidak tersedia, dia memberikan respons jenaka yang akhirnya membuat pelanggan mau memilih jenis buah lain.

Niiihhh... Misalnya, waktu pelanggan bertanya,
"Mas, sirsak ada?"
Jawab penjual, "Sekarang sirsak sedang kritiiiisss. Besok ya kalau tidak kritis lagi saya kabari lewat email."
Ha ha ha ha ha...
___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

VoaF#93 - KUAT & SEIMBANG

*by RinnyS*
*** *** ***

Hanya perempuan bodoh yang merasa dirinya lemah. Lebih bodoh lagi jika manggut-manggut saja menuruti penilaian pihak lain yang menudingnya lemah. Mungkin tujuannya sih buat 'cari aman', atau supaya 'hidup (terasa) harmonis', atau apalah...

Ada juga perempuan yang berteriak-teriak nelangsa hanya karena merasa tak dapat 'berjalan' sendiri. Oooouuugghhh!!! Please deeehhhh... Tak perlu minta belas-kasihan kayak gitu.
Titik 'nol' selalu ada, sayang...

Perempuan kuat. Buktinya, kalau sakit ngurusin dirinya sendiri. Kalau yang lain sakit, dia yang ngurusin. Merawat, memijati, memeluk, memberi rasa aman, dan sebagainya. Itu namanya cinta. Ngga lebih ngga kurang. Jangan bilang cinta itu cuma bunga-bunga kata. Huuhh! Walaupun akyu sih sukaaaa bunga-bunga kata :-))))

Selain ngurusin orang lain, entah keluarga atau siapapun, perempuan juga cari duit. Mungkin sebagian ada yang hasilnya buat belanja pribadi, senang-senang. Tapi banyak juga perempuan kerja berpenghasilan untuk menafkahi keluarga. Ada federasinya sekarang, kalau ngga salah namanya Federasi Perempuan Pekerja dan Kepala Keluarga. Hebat kan? Mantap kan? Panceeennnn....

Akyu juga, lhooo. Termasuk yang kuat. Sweaaaarrr bukan ge-er. Faktanya memang begitu. Saat akyu sakit, aku ngurusin diri sendiri, bayar pakai uang jerih sendiri. Menghibur diri sendiri. Masih plus mikirin kerjaan dan orang lain.
Akyu mengeluh??? No no no... Bukaaannn... Akyu bersyukur, karena kok ya akyu yang kayak gini bisa dipercaya oleh my Creator untuk menikmati semua ini.

Akyu kan belum sepenuhnya bisa imbang. Masih harus terus mikir cara kembali ke 'nol'. Berada di titik 'nol' membuat hati jauuuhhh lebih tenteram, ikhlas, nrimo dan tabah (resilient). Ketabahan dan ketangguhan adalah kunci, untuk tetap kuat dan imbang.
Perempuan sudah punya modal keduanya. Tinggal diasah, katanyaaaa...

___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Thursday, May 26, 2011

VoaF#92 - TAK TERDUGA

*by RinnyS*
*** *** ***

Terkejut. Terperanjat. Kaget lalu bingung. Biasanya terjadi oleh sesuatu yang 'tak terduga'. Kita terkejut karena tidak siap menghadapi yang hadir di hadapan. Datang dengan tiba-tiba, bahkan seringkali saat perasaan sedang kurang nyaman.

Tidak siap juga bisa berarti materi penunjang hampir-hampir ngga tersedia. Memperparah kekagetan saja. Seringkali bahkan bikin kita 'stuck', ngga bisa buat keputusan. Padahal harus!

Contoh, tabrakan tunggal. Kendaraan peyot sukses. Menunda dibengkel-in tapi pintunya macet ngga bisa dibuka. Sementara bujet ngga ada untuk itu. Pos bujet lain sudah teralokasi.

Atau, anak daftar sekolah tahun ajaran baru. Bujet sebenarnya sudah ada di pundi-pundi. Ternyata item dana gedung diminta 3X lipat. Meski lembaga sekolah yang mencekik kayak gitu berjudul 'ter-la-lu-ba-nget!!!', tapi masa' demi anak coba-coba? He he... Kantong bolong, pundi-pundi kosong.
Gimana?

Contoh lain, tamu mendesak. Kita sangat lelah, ingin istirahat. Benar-benar lelah. Lalu ada orang datang meminta perhatian kita. Bawa problem 'lah ceritanya. Ingin didengarkan. Bahkan mungkin butuh sesuatu yang harus kita usahakan saat itu juga.
Gimana?

Ngga gimana-gimana. Terima saja bahwa di depan kita selalu banyak yang 'tak terduga', buruk atau baik. Sering juga orang menyebutnya: 'di luar rencana'. Kedua istilah itu cenderung banyak dipakai untuk peristiwa-peristiwa 'ngga enak'.
Tapi coba saja kalau yang 'tak terduga' itu adalah hadiah, kado, bunga beneran, bunga deposito, cheque... tampaknya orang lebih senang menyebutnya: "serpraiiisss!!! (surprise)". Sambil teriak membelalak jejingkrakan... Ha ha ha...

Truusss... Gimana???
Ah, gimanaaa lagiii. Ya sudah, paling bagus terus-menerus belajar memilih. Harus, jangan terpaksa! Naaaahhh, kayaknya lebih enak pilih yang gampang dan cepat 'kaaann? Sama dengan akyuuu... :-)))
Padahal 'sih tinggal pilih saja yang paling 'mensejahterakan' hati. That's all.

Mensejahterakan hati berarti merasa bahagia dan lega/legowo (well-being state) hampir di sepanjang proses. Ambil tabungan, bengkel-in deh itu mobil. Atau urus klaim asuransi, atau tunda belanja seprei baru, pake yang lama dulu. Sambil puasa membeli dan mengkonsumsi penganan manis. Selain sehat juga hemat. :-)))

Maksud akyu, sebenarnya ada banyak alternatif kalau perasaan kita stabil-stabil aja (relatif). Karena hari esok ngga akan pernah kita tahu. Bisa saja ada piutang yang cair. Atau bisa juga umur kita habis (sorry to say, tapi ini satu-satunya yang pasti dalam hidup. Semua manusia akan mati.)

Kelelahan kita tidak akan pernah terobati jika kita pilih istirahat, membiarkan hati seseorang nelangsa. Makin nelangsa karena kita tolak hanya demi istirahat. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi esok.

"Tak Terduga??? Surpprraaaiiss...!!! Akyu dan kamu spesiaaalll... Bersyukur bersyukur bersyukur..."

___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

VoaF#91 - BERANJAK KE RUANG SEBELAH

*** *** ***
Pada 4 Januari 2007, di salah satu private blog-ku, saya pernah posting PUISI indah ini. Sekarang saya terdorong kuat untuk mem-posting ulang di sini. (Sorry, akyu ngga ngerti juga alasan posting-ulang ini. Hanya kepingiiinnn bangeeett...)



BERANJAK KE RUANG SEBELAH
(Marcel Beding)

Kematian…
Memang sangat menyayat hati
Tapi tak perlu ditangisi
Aku hanya beranjak ke ruang sebelah

Berubahkah hubungan di antara kita?
Apapun hubungan kita
Jagalah tetap demikian adanya

Sapalah aku seperti biasanya
Bicaralah padaku seperti sediakala
Janganlah kau berubah padaku
Tak perlu berlaku sedih
Dan berselimut sendu

Tertawalah seperti masa lalu
Tawa canda yang biasa kita nikmati bersama
Bercandalah, tersenyumlah, kenangkan, dan doakan aku
Dan biarkan namaku terukir di hatimu

Ucapkan namaku tanpa beban
Tanpa takut akan bayang-bayang
Hidup punya makna yang tak pernah berubah
Hidup kini sama seperti hidupku dulu
Suatu kesinambungan yang tak terputuskan

Apakah arti sebuah kematian?
Mengapa aku harus dilupakan hanya karena aku tak tampak?
Aku hanyalah sedang menantimu di sepenggal waktu
Di suatu tempat yang sangat dekat, di ruang sebelah

Seperti sediakala
Aku selalu menyayangimu
Aku selalu menunggumu
Aku selalu melihatmu
Aku selalu di hatimu
Dan aku selalu menantimu
Di tempat yang abadi
Suatu saat nanti

^_^

___________
RS @ OwnBlog http://suara-hati-rinny.blogspot.com/

Tuesday, May 10, 2011

Perempuan Berbisik 90: BELANGA NASI

*by RinnyS*
*** *** ***
"BELANGA NASI"
Rinny Soegiyoharto: untuk saudara-saudara dan sahabat-sahabat terkasih.

Saat santap malam tiba, goropa garo rica, kangkung cah bunga pepaya, dabu-dabu lilang, tude kuah terang, terasa kurang sempurna nikmatnya tanpa nasi putih panas mengepul. Meja makan yang berjejak di atas lantai papan oak pun lengkap dan semarak setelah semangkuk besar nasi terhidang. Hanya dua meter dari situ, dodika (tungku) masih menyisakan asap kecil di ujung-ujung kayu bakar. Belanga besi bulat besar berdiameter 30 senti kira-kira, dengan pantat melegam, tergeletak rapih di samping tungku. Dari belanga itu nasi putih diciduk, dan tus-tus-nya (kerak nasi, intep) dikelupas utuh, sebagian jadi hidangan, sebagian masuk ke dalam mug besar Opa. Air putih hangat dengan kerak nasi dibubuhi sedikit garam, konon dapat melegakan pernapasan dan memelihara metabolisme tubuh.
Kisah ini hanya secuplik ingatan kenangan saya pada sebuah desa di Sulawesi Utara, dalam sesusur garis waktu tengah 70-an, abad 20.

Hingga saat ini, bagi sebagian besar penduduk Indonesia, nasi yang mengasup karbohidrat kebutuhan tubuh, tetap primadona. Terbukti negeri kita masih juga mengimpor beras dari negara-negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan lumbung-lumbung, bukankah demikian? Kendati areal persawahan yang terserak di seluruh penjuru nusantara, mestinya potensial. Ketrampilan penggarap tampaknya bisa 'outstanding' andai dikelola sistematik dan dengan perlengkapan memadai selaras teknologi yang katanya berkembang dan kian modern :-). Penggarap produktif mestinya bisa mendapatkan hak proporsional (pada posisi tawar yang tinggi) atas hasil garapannya. Dan harga beras (mestinya) terjangkau seluruh lapisan masyarakat. (*Sedih, di abad 21 ini tetap saja dijumpai kelompok-kelompok masyarakat yang tidak mampu beli beras :-(*)

Perangkat dan komponen teknis bukankah cukup tersedia sejak puluhan tahun lalu? Perguruan tinggi yang mengampu materi ajar dan praktik pertanian, misalnya, dengar-dengar sih mumpuni. Tapi bisa saja saya keliru dengar :-). Kemana alumni-alumninya ya? Tidak ada (alih-alih sangat segelintir) yang minat pada urusan sawah-padi-beras-nasi? Atau tidak masuk silabus ajar? Saya tidak banyak tahu, karena saya hanya pengkonsumsi nasi, bukan membuat beras (*sedikit sedih*). Mungkin seharusnya saya dulu belajar mengurus proses per-beras-nasi-an, ya? Supaya saya tidak 'menuding-nuding'. Nyatanya saya malah di-perajar-kan soal manusia dan konstruksi mental-sosialnya. Tahukah teman? Cita-cita masa kecil saya yang terus bertahan hingga lepas sekolah menengah sesungguhnya bidang konstruksi dan desain bangunan. Ha ha ha ha... (*belok* ;-))

Oleh-oleh yang dibawakan adik saya beberapa waktu lalu sepulangnya dari negeri jauh, masih bersisa dalam sebentuk catatan di benak saya. Mendengarkan kisah itu saya memang berdecak kagum, berpikir sambil merekamnya. Kisah nyata dari negeri jauh yang tak banyak memiliki lahan subur. Hasil observasi, percakapan dan bukti-bukti foto, cukup memetakan deskripsi bagi saya yang tidak melihat langsung.
Negara itu belum pernah kehabisan bahan makanan pokok berupa gandum dan kentang. Tidak impor. Upaya pemerintahnya sungguh-sungguh keras, fokus dan serius agar kebutuhan makanan pokok bagi seluruh masyarakatnya terpenuhi dengan sangat baik. Keterbatasan lahan bukan penghalang, justru dioptimalkan efektif dan efisien. Infrastruktur bidang pertanian untuk menjamin kelangsungan ketersediaan pangan, tidak tanggung-tanggung. Peralatan modern tentu saja jadi pilihan dan ditunjang sumber daya manusia yang 'outstanding' di bidang itu. Makna 'outstanding' bukan hanya soal latar belakang pendidikan dan kemampuan bersekolah, juga mencakup kompetensi dan komitmen yang berwawasan kenegaraan dan tertuju pada visi kesejahteraan penduduk.

Tahun ke tahun produksi bahan pokok tersebut selalu berjalan dengan lancar. Kendati penanggung jawab dan para penggarap harus secara cermat memperhitungkan datangnya musim gugur dan musim dingin yang membatasi kerja di tanah garapan, sekaligus harus tetap memenuhi kebutuhan pangan sepanjang musim tidak produktif tersebut. Tercatat, setiap musim dingin tiba, saat produktivitas pertanian istirahat total, lumbung-lumbung pangan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh kota dan area mukim masyarakatnya. Luar biasa, bukan? Dan yang lebih luar biasa lagi, tidak ada kenaikan harga bahan pangan di saat kondisi perekonomian sedang merosot! Hingga semua orang mampu beli bahan makanan, kebutuhan utama manusia menjalani hidup. Hhhhmmmm... Meskipun, hidup 'kan bukan dari roti saja... (*senyum*)

Secercah optimisme menyala di perasaan saya, bahwa negeri Nusantara negara Indonesia bukannya tak mampu mengupayakan ketahanan pangan masyarakat sebagai bagian dari ketahanan nasional. Ketahanan pangan sedikitnya dapat menjadi faktor pengurang terhadap angka kemiskinan. Bayangkan saja, semua orang bisa makan kenyang, karena mampu beli beras dan bahan pangan lainnya. Bukankah itu membuat hati manusia (masyarakat) merasa kaya? Mudah-mudahan saya punya teman-teman yang berpikiran sebangun dan similar mengenai isu ini.

Kembali ke paragraf pertama, deretan menu lengkap itu. Terpaksa pikiran saya berjalan-jalan lagi di garis waktu. Berhenti tidak jauh dari periode itu, yakni ketika ibu saya mulai mengajarkan cara mempersiapkan semua jenis menu tersebut, termasuk cara menanak nasi di belanga bulat tanpa dandang pengukus. Usia saya belum 10. Dorongan kuat untuk lebih suka bermain di halaman daripada mengurus tetek-bengek dapur, membuat saya bertanya gusar pada ibu saya,
"Kenapa saya harus memasak? Apakah karena saya perempuan???" Saya sangat tidak terima, merasa tidak adil jika karena perempuan saya harus bisa memasak!
Dengan tegas ibu saya menjawab,
"Memasak bukan pekerjaan perempuan ataupun laki-laki! Jika kamu bisa memasak makananmu sendiri, itu hanya satu bagian kecil saja dalam kamu belajar mandiri untuk kehidupanmu yang masih panjang."

Hidup Mamiku! I miss you, forever!

Ditulis bebas dan curcol, oleh:
Rinny Soegiyoharto.
Babe Jawa, Nyak Minahasa.
Kewarganegaraan Indonesia!
(8 Mei 2011)
___________
RS @ OwnBlog http://perempuan-berbisik.blogspot.com/

Posts Archive


PEREMPUAN = SRIKANDI ?

Kenapa PEREMPUAN PEJUANG sering disebut SRIKANDI.
APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?
Kutelusuri WIKIPEDIA, kutemukan entri SRIKANDI ini

Srikandi (Sanskerta: Śikhaṇḍī) atau Sikandin adalah salah satu putera Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata vrsi India.
Arti nama
Dalam bahasa Sanskerta, Srikandi dieja Śikhaṇḍin, bentuk feminimnya adalah Śikhaṇḍinī. Secara harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".
Srikandi dalam Mahabharata
Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi.
Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa.
Perang di Kurukshetra
Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang wanita", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.
Srikandi dalam Pewayangan Jawa
Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.
Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang mati terbunuh oleh Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

JADI, APAKAH PEREMPUAN ADALAH SRIKANDI?

*********

PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN
Rinny Soegiyoharto (catatan tak selesai pada april 2006)

Ragam aktivitas ke-Kartini-an sebagai simbol emansipasi kaum perempuan seperti sebuah rutinitas lebih bergaung pada bulan April mendekati hari keduapuluhsatu. Ditandai aneka lomba dan berbagai atribut keperempuanan yang adakalanya malah tampak sekadar wujud lahiriah dan kasat mata. Sebut saja lomba berkebaya, lomba masak, lomba pasang dasi, lomba merias wajah, dan sebagainya.

*** *** *** *** ***

-DRAFT--Wanita. Meski berpadan dengan perempuan, namun kata dasar “empu” pada perempuan terasa lebih nyaman dan membanggakan, oleh sebab itu saya suka menggunakan kata “perempuan”, termasuk dalam menamai blog saya.-
Perempuan, sadar soal pentingnya pendidikan terhadap anak-anak, karena di "dalam" perempuan terdapat beban psikologis memperjuangkan dirinya sendiri, terus-menerus. Utamanya dalam hal pendidikan (sudah diterobos Kartini). Guru TK-SD bahkan SMP kebanyakan perempuan. Bapak-bapak lebih banyak muncul dan berperan pada tingkat pendidikan lanjutan atas (SMA), dimana pendidikan dasar telah ditanamkan lebih dahulu oleh ibu-ibu guru. Mengapa? Sekali lagi karena perempuan secara lahiriah dan kodrati justru memikul tanggung jawab pendidikan itu sendiri yang dimulai pada dirinya sendiri. Maka, bapak-bapak guru lebih kepada transfer of knowledge, ketimbang hal-hal mendasar yang lebih berhubungan dengan pembangunan karakter, penanaman proses belajar dan pengertian-pengertian dasar untuk dan selama manusia menempuh proses pendidikan.- Pendidikan: mencakup attitude/sikap, yakni kognitif, afektif dan perilaku. Pengembangan kepribadian, pembiasaan good character, kesadaran dan tanggung jawab akan masa depan pribadi/diri sendiri yang mempengaruhi masa depan keluarga dan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dan negara, dll.- Bukan diskriminasi yang mengarah pada gerakan feminisme.- Perbedaan sesuatu yang dirayakan bersama sebagai unsur2 yg saling bersinergi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bersama: orangtua, pendidik, bangsa dan negara.- Berkaitan erat dengan UU Anti-KDRT. Jika perempuan terus ditindas, bahkan di dalam rumah tangganya sendiri, bagaimana mungkin perempuan dapat bertugas/ berkiprah/ bertindak optimal untuk mendidik anak-anak, baik anak sendiri maupun anak-anak didik apabila ia seorang guru? Kendati lagi, waktu terus merambah, persaingan global semakin cepat dan menantang, anak tidak berhenti tumbuh dan berkembang, suatu waktu akan tiba ketika anak mulai lebih banyak mencurahkan porsi proses pendidikannya pada pemenuhan kognitif, belajar ilmu2 tinggi, yg bisa jadi sebagian besar diberikan oleh laki-laki, bapak2 yg menitikberatkan pada perkembangan kognitif.- Perempuan & laki2 lebih kepada pembagian peran, baik dalam pendidikan di dalam rumah tangga, maupun pendidikan secara luas, formal & informal. Karena baik dari segi struktur fisiologis dan psikologis serta kultural dan sejarah di dalam masyarakat kita, telah membentuk sebuah perbedaan laki2 dan perempuan, yang harus kita rayakan bersama-sama membentuk manusia-manusia berkualitas dlm diri anak2 kita sebagai proses pendidikan menuju masa depan cerah mengikuti kecerahan janji bangsa ini. Amin.-

Pendidikan dimulai dari rumah. Peran ibu sebagai objek kelekatan anak yang pertama terhadap proses pendidikan anak tentulah tidak kecil. Sebagai perempuan, tentunya ibu harus tidak hanya memberikan pelajaran, namun pendidikan kasih sayang, penanaman afeksi, unsur penting bagi rasa nyaman dan aman bagi anak, karena merasa dicintai. Bagaimana mungkin ibu dapat menanam benih cinta pada anak apabila dia sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga.***