Bagaikan 'dejavu'.
Saya makin yakin bahwa hidup ini ada 'setelan'nya & ada 'penyetel'nya. Ketika saya (kita) sedang dalam suatu situasi, 'setelan' itu mencari-cari gelombang. Setelah 'pas', maka peristiwa & kata-kata seolah berulang.
Saya sungguh bersyukur, teramat sangat bahkan. Selalu ditata pada 'setelan' gelombang yang tepat. 'Penyetel'nya memang luar biasa. Hingga apapun itu senantiasa tepat.
Kita kini tidak perlu bertanya-tanya kenapa kita hadir pada waktu-waktu & di tempat tertentu, bersama orang-orang yang datang & pergi dalam kehidupan kita.
Tidak perlu kita bersikeras memaksa-maksa dengan berbagai usaha. Juga memaksa di dalam doa-doa kita. Justru peran doa adalah saluran komunikasi dengan Sang Penyetel untuk meminta kekuatan, menjaga 'connecting' agar signal tidak hilang, menyatakan kesetiaan, menanyakan rencanaNYA yang boleh kita ketahui, ataupun menyesuaikan diri untuk rencanaNYA yang tetap rahasia.
Dahulu, 'setelan' saya diisi oleh nasihat-nasihat bijak yang tiada henti. Bukan hanya kata-kata semata, namun juga teladan hidup yang hebat. Tujuannya untuk hal terbaik dengan dasar cinta tak bersyarat senantiasa menjaga hidup saya. Dikala kesabaran diuji, perangkat gelombang yang diwakili oleh sosok bijak bagi saya itu selalu mengingatkan. Selalu.
"Sabar itu tak berbatas. Jika berbatas itu bukan sabar."
Pada dimensi waktu yang lebih baru, saat ini, perangkat gelombang saya yang diatur oleh Sang Penyetel telah dipindahkanNYA ke level yang lebih tinggi. Ternyata & terbukti, Sang Penyetel tidak pernah meninggalkan. Kuncinya hanya taat & setia kepadaNYA, berbuat hal-hal molek yang sungguh-sungguh diniati dengan tulus. Melakukan dengan cinta yang tak bersyarat sebagaimana ajaran turun-temurun itu.
Iya. Dimensi waktu bergulir. Ada yang pergi, ada yang datang. Saya tidak perlu mengaturnya sendiri, saya tidak perlu memaksakan apa-apa seperti halnya dilakukan sebagian orang untuk memaksakan kehendak dengan cara yang bengis. Yang tidak sadar sedang menggali kuburannya sendiri.
Meski kadang-kadang perusak tatanan memancing ketidak-sabaran.
Tapi nasihat itu muncul lagi. Dari perangkat lain yang diinstal-kan Sang Penyetel.
Tidak hanya dukungan & kesiapan setiap saat untuk menolong saya dari sahabat-sahabat jiwa di sekelilingku, tapi juga cinta tak bersyarat.
Terimakasih sahabat, kau tahu betapa berharganya kata-kata yang kau ucapkan bagiku.
"Meski waspada, tetaplah sabar. Sabar tak berbatas, karena jika berbatas itu bukanlah sabar."
Berbahagialah saya dikelilingi orang-orang yang sungguh terasa sangat mencintai saya tanpa syarat. Makin mengajariku pasrah & berserah.
Oncemore. Thank you, Lord.
God is good.
best regards & many wishes,
•Rinny Soegiyoharto•®
@RinnyLaPrincesa
No comments:
Post a Comment