*** *** ***
*Tulisan nyantai sambil leyeh-leyeh*
Dalam beberapa pertemuan seminar bertajuk politik yang dihela dan digelar perempuan Indonesia, bergulir ragam terminologi yang mengundang diskusi.
Politik sendiri kerap dimaknai rancu, hingga beberapa kalangan menganggapnya "wajib dijauhi". Kalau benar demikian, kenapa politik tetap begitu populer, hingga tak habis-habisnya jadi primadona?
Bagaimana jika ternyata setiap pribadi adalah politik? Atau bagian dari politik? Apakah kelahiran bayi bukan politik, sebab jelas-jelas setiap bayi yang terlahir hidup (bahkan terlahir mati) harus dicatatkan. Demi suatu penataan yang berkelindan dengan kepentingan birokrasi negara (politik).
Bagaimana pula apabila rahim perempuan adalah politik? Meski sudah mampu bertelur dan siap dibuahi, Undang-undang yang notabene produk politik melalui parlemen, belum mengizinkannya sebelum pemilik rahim mencapai usia tertentu.
Setiap pribadi adalah politik?
*namanya saja tulisan nyantai leyeh-leyeh, ya gini deh... tanya-tanya iseng, bukan analisis yang menyimpulkan, jadi ngga usah diambil hati dalam-dalam... 'toh yang 'nulis teteeeppp sambil mikir-mikir (men)dalam kok... :-)))))*
___________RS @ OwnBlog http://perempuan-berbisik.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment