*** *** ***
Perempuan Indonesia dewasa ini (cukup) marak mewarnai percaturan aneka ranah yang terpapar. Mestinya membanggakan. Dan memang (cukup) membanggakan. Peran androgini tampak jadi pilihan, setidaknya di permukaan, yang artinya konflik internal terhadap pilihan tersebut belum terselami dengan parameter yang jelas dan terukur, belum juga tersedia data statistik yang reliabel.
Sekadar mencuplik salah satu arena, sebut saja politik. Pelaku di lapangan legislatif, eksekutif, yudikatif, memperlihatkan perjuangan perempuan dalam kiprah masing-masing, baik yang sudah, sedang, maupun hendak merambah ke sana. Selain menggelar keunggulan pribadi, "berjuang untuk perempuan dan nasib perempuan" tampak menjadi "komoditi" yang difavoritkan. Hingga perempuan yang berjuang untuk dirinya, pun mengusung tema sensitif gender bagi kaumnya.

Pertanyaan mendasar yang perlu, bahkan sangat perlu direnungkan oleh perempuan:
Sudahkah perempuan sungguh-sungguh memiliki perspektif gender mendalam, sebagaimana yang didengung-dengungkannya? Bukan sekadar jembatan yang dapat ditinggalkan begitu saja setelah dilewati sampai ke seberang? Tanpa pernah memahami struktur sejati, problematika dan penguatan-penguatan yang dibutuhkan untuk dan agar lebih memiliki makna bagi semua...?
___________
RS @ OwnBlog http://perempuan-berbisik.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment