*** *** ***
Beberapa teman di situs jejaring sosial mengabarkan: "Tolong saya di-remove ya, akun saya di-hack orang".
Ada pula yang menulis: "Mohon abaikan pesan-pesan yang datang dari akun saya (situs jejaring sosial ataupun surat elektronik), itu bukan dari saya".
Masih ada pesan-pesan lain yang bernada serupa.
Pernah saya tanyakan: "Bagaimana Anda bisa tahu bahwa akun Anda disabotase orang lain? Apakah ada semacam notifikasi di akun?" (Mohon maaf, ini pertanyaan yang mungkin sangat awam).
Jawaban yang hampir sama dari beberapa teman mengatakan: "Saya tidak akan pernah tahu jika saja tidak ada teman yang menyampaikan ataupun menanyakan soal posting-posting 'aneh' yang keluar atas nama akun saya".
Saya belum bisa sepenuhnya memahami motivasi pelaku. Rata-rata memang ada yang memanfaatkan jaringan pemilik akun (yang mungkin tampak cukup luas) untuk 'berjualan' atau promosi (barang dan jasa). Tapi ternyata ada juga yang hanya 'iseng' menggunakan akun orang lain untuk 'mengganggu' jaringan yang ada.
Kisah mengenai 'hacking' dan para hacker di dunia maya memang sudah marak sejak bertahun-tahun lalu. Bahkan sampai membocorkan rahasia badan intelijen. Pada satu sisi, mereka tentu cukup pintar (mengenai teknologi dan internet). Sisi lain, mereka telah (dengan sengaja) menciptakan kerugian bagi pihak lain.
Saya sadari, terlalu sederhana apabila saya hanya mengangkat fenomena ini sebagai wacana tulis. Akan tetapi saya bisa jelaskan motivasi saya.
Pertama,
Saya telah banyak mendapatkan notifikasi dari teman-teman, sehingga saya gusar.
Kedua,
Saya punya banyak pertanyaan mengenai hal ini. Antara lain kriteria apa yang para hacker pakai saat menentukan akun mana yang hendak di-hacked. Ataukah sekadar coba-coba yang mana bisa? Tentu saja untuk hal-hal yang berhubungan dengan 'pembocoran rahasia' intelijen bahkan suatu negara, (hampir 100% mungkin) objek sasaran hacker dilandasi suatu tujuan, niat, rencana dan perhitungan-perhitungan.
Ketiga,
Pertanyaan untuk saya dan Anda: andaikan kita piawai dan mampu melakukannya, apakah kita juga akan menindak-lanjutinya? (Meng-hack akun orang lain?). Hal ini tentu saja berhubungan dengan hati nurani kita. Bahkan andaipun hanya ingin iseng-iseng. Secara tegas, saya menjawab: tidak akan mau saya lakukan.
Keempat,
Saya ingin kenalan dan bincang-bincang dengan hacker (yang sudah pernah melakukan tindakan tersebut dengan evidence yang konkret dan kuat). Kalau bisa sih yang perempuan :-)
Itu saja.
Jika saya dianggap iseng menulis seperti ini, silakan. Saya terima apapun penilaian orang lain.
___________
RS @ OwnBlog http://perempuan-berbisik.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment