Duapuluh satu November dua ribu sebelas,
Sekitar pukul enambelas lebih beberapa belas menit, saya melintas di dalam jalan (yang harusnya) bebas hambatan, di sekitar Senayan. Pamer; PAdat MERayap. Di ruas arteri bahkan jauh lebih pamer.
Gelora Bung Karno Senayan sungguh bergelora.
Dalam kurun pukul sembilan belas lewat beberapa belas, hingga duapuluh dua lewat beberapa belas bahkan puluh, tiupan angin nasionalisme mewarnai suasana negeriku Indonesia. Rasanya sebagian besar layar kaca di penjuru-penjuru negeri tak bergerak dari channel stasiun televisi yang menyiar langsung pertandingan FINAL SEPAKBOLA SEAGAMES dari Gelora Bung Karno.
Timnas Ind(ONE)sia GARUDA MUDA U-23 vs timnas M(ALAY)sia.
Uuuuufffhhh!!!
Tegang bos! Pemirsa mendadak jadi komentator. Jejaring sosial, grup-grup blackberry, dsb, jadi wadah ampuh katarsis pemirsa. Seru, bangga, tegang, kecewa, antusias, penuh harap, menghibur diri, tumpah ruah ah ah ah.
Pertandingan yang alot. Upaya-upaya yang giat luar biasa, bahkan pun 'diving' yang cantik hingga buruk.
{45 menit (kali) 2} (plus) 3 menit (plus) {15 menit (kali) 2} (plus) tendangan pinalti 5 (bagi) 5.
Luar biasa keras, bukan?
Pada menit-menit pertama, tim Garuda Muda mencetak gol pertama (dan satu-satunya dalam seluruh pertandingan 123 menit yang menegangkan), melalui oper-operan cakep di lini penyerang dan gelandang. Saya tidak menyebutkan nama-nama di sini, karena mereka adalah TIM.
Pada akhirnya dapat diimbangi dengan satu gol pihak tim negara (yang katanya tetangga, katanya serumpun, tapi... Huuuh!).
Anak-anak muda penuh daya juang, semangat dan kebanggaan merah-putih dan garuda dan bhinneka tunggal ika, menunjukkan hebatnya mereka.
Bukti kehebatan adalah nyata melalui 123 menit yang sangat melelahkan. Menguras energi fisik dan energi mental. Untung saja mereka tak mendengarkan komentar-komentar agak tak sedap yang menguar di berbagai sudut. Tidak ada yang salah dari komentar-komentar itu, karena sesungguhnya keluar dari perasaan bangga dan penuh harap pada anak-anak muda berseragam merah-putih yang tengah berlaga bagi bangsa-negara.
Pada akhirnya, tim GARUDA MUDA nan hebat, harus berserah pada hasil adu pinalti 5 dan 5. Bagian ini 'hanya' penentu. Menurut saya bukan lagi pertandingan. Karena faktor 'keberuntungan' dominan di sini.
Jika saya boleh berdoa tadi, bukan berarti doa saya dan jutaan pemirsa, penonton, masyarakat, tidak dikabulkan Yang Maha Kuasa.
Suara Tuhan berbisik: "Doa kalian ditunda pengabulannya. Ada yang lebih penting dari sekadar medali emas". Ơ̴̴̴̴̴̴͡ .̮ Ơ̴̴͡.
Ya. Kalau dipikir-pikir, usaha yang luar biasa, tekad dan daya juang hingga menit-menit terakhir, bisa disaksikan. Hebat betul.
Akan tetapi dalam proses itu, tetap ada pelajaran-pelajaran penting.
Pertandingan tetaplah pertandingan. Ada yang menang dan ada yang kalah. (Tapi ngga rela ya kalau si tetangga yang itu yang menang (⌣́_⌣̀)).
Tim GARUDA MUDA sudah hebat. Tapi mereka masih harus berupaya lebih hebat lagi. Sudah kompak dan bisa kerjasama satu sama lain. Tapi mereka masih harus mempertahankan kerjasama yang stabil. Kerjasama yang tidak digoyahkan oleh kepentingan pribadi untuk mencetak nama diri.
Mereka perlu merapatkan hati lebih lagi, agar bulu-bulu sayap Garuda makin rapat dan kuat, untuk terbang tanpa terjatuh parah. Terbang tinggi tanpa lupa pada sarang.
Perlu menguatkan sintalitas (kepribadian kelompok/tim) hingga tak berongga untuk dibobol lawan.
Kamu hebat, GARUDA MUDA. Lebih hebatlah lagi, dan makin kuat untuk mengarungi angkasa dengan rendah hati, bergandengan, dan tetap berserah pada Kekuatan Utama Yang Mengendalikan bahkan sendi terkecil dari kehidupan kita semua.
Aku bangga padamu!
Terbanglah Makin Dewasa Dengan Kemudaanmu. GARUDA MUDA Hebat!
TUHAN memberkati!
(Akhirnya nulis topik ini juga, he he he...)
@RinnyLaPrincesa
http://suara-hati-rinny.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment