
Pada suatu hari, seorang perempuan yang tatapannya lebih sering menembus ke ruangan tak berhingga daripada 'berada' di sini dan kini, memutuskan untuk bicara.
"Saya tidak tahan terhadap godaan ini. Saya ingin telanjang," bisiknya lirih.
"Telanjang?" tanya saya, "telanjang seperti apa?"
Mula-mula ia tampak kebingungan memilih kata untuk menjelaskan maknanya. Sekelompok kata-kata bantuan pada akhirnya dapat mengaktifkan kalimat demi kalimat yang mengalir kemudian. Kata-kata bantuan itu hanyalah "lepaskan seluruh pakaian" tanpa awalan (me-, di-, ter-) pada kata kerjanya. Ini berarti, saya tidak mengarahkan pada sosok pelaku.
Perempuan ini adalah pelakunya. Ia ingin menelanjangi dirinya, melepaskan sendiri seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, hingga tak tertinggal jenis tekstil apapun di sana. Benar-benar telanjang, 'naked' bahasa Jawanya. Saya tidak bertanya sebabnya, juga tidak menilai apapun terhadap tindakan khayalan itu. Saya bertanya sambil lalu saja (seolah-olah), "apa yang terjadi kemudian?"
Dalam keadaan telanjang ia ingin berdiri di depan cermin besar yang dapat memantulkan seluruh bayangan tubuhnya.
"Adakah cermin itu? Dimana?" tanya saya. Ia menggeleng. (Oooohhh, beli dong, canda saya dalam hati saja).
Dengan menatap tubuh sendiri dari pantulan cermin, ia merasakan gairah yang luar biasa, tanpa menyentuh segala sesuatunya. Gairah tersebut (sayang sekali) tidak berkaitan dengan hasrat seksual dan pernik-perniknya. Ia merasa seolah-olah berubah seperti orok dengan kelopak mata yang belum bisa terkuak.
***maaf, terpaksa disensor, cukup sampai di sini saja***
Apa pikir anda, tentang seseorang yang ingin telanjang? Apa perasaan anda membayangkan cerita tentang telanjang?
Suatu waktu saya pernah mendengarkan percakapan tentang seseorang yang risau pada mimpinya semalam. Dalam mimpi itu ia tampil telanjang di depan banyak orang, yang dikenalnya dan tidak dikenal. Lalu seseorang yang lain menjelaskan antusias, mimpi telanjang artinya: anda akan mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan. Bisa jadi dalam peristiwa itu anda dicemooh, atau pendapat anda diejek dan diserang oleh berbagai pihak, atau salah satu keluarga terdekat yang anda cintai melakukan perbuatan tercela yang sangat mempermalukan keluarga.
Tafsir mimpi itu masih terus berlanjut. Bahkan ada juga pendapat mengatakan bahwa mimpi telanjang bermakna positif, artinya anda akan memulai hidup baru yang lebih baik dan bermasa depan cerah. Telanjang berarti kembali kepada ihwal kodrati kelahiran manusia, keluar dari rahim ibu tanpa membawa kebendaan, bahkan suci dari dosa. Jika anda bermimpi telanjang, anda akan menjadi manusia baru yang terlepas dari kesulitan hidup masa sebelumnya.
Meski lingkup olahan Psikologi telah mengalami perkembangan yang pesat, ditandai berjamurnya ilmu-ilmu terapan, terapi-terapi modern, sempalan-sempalan pada setiap ranah atau konsentrasi studi (Psikologi Perkembangan, Klinis, Pendidikan, Industri, Sosial, dsb), praktik-praktik yang dilakukan oleh pelaku berlatar-belakang disiplin ilmu lain yang kian dahsyat membanjir, bahkan lahirnya mahzab baru. Akan tetapi saya masih menjunjung hormat kepada sang Tuan Psikoanalisa mula-mula, Sigmund Freud.
Bapak satu itu, pada masanya dahulu juga melakukan analisis mimpi klien/pasiennya. Mimpi membawa isi pikiran bawah sadar seseorang yang dapat dianalisis untuk memahami apa yang menjadi akar masalah kehidupan sehingga ia menjadi pasien. Demikian kira-kira singkat maknawinya. Jika ingin tahu lebih banyak lagi kita bisa membedah literatur Psikoanalisa tradisional, baik dari Freud sendiri, Jung dan yang lainnya.
Hubungannya dengan telanjang? Ingin telanjang, mimpi telanjang, atau telanjang beneran, tentu saja berbeda-beda substansinya. Panjang kali lebar kali tinggi untuk dibahas satu per satu. Bukankah lebih enak jika kita sadari saja, selama masih berwujud manusia, tak kan lepas raga dan jiwa ini menghadapi berbagai kemungkinan koslet pada lapisan tertentu. Daripada menyesali pergumulan, masalah, keruwetan, bahkan kejanggalan yang kita rasakan, lebih baik diterima saja dengan ikhlas dan berserah. Minta tolong pada orang lain sebagai hakikat manusia adalah makhluk sosial. Peace... Telanjang boleh banget kok... tapi.... ;-)
RS @ own Blog
______________
No comments:
Post a Comment